Kasus kematian pria IS (29) saat live TikTok di Jatinegara, Jakarta Timur, masih menjadi misteri. Dugaan pembunuhan mengemuka setelah pihak keluarga mengungkap sejumlah kejanggalan.
Polisi saat ini masih menyelidiki kasus tersebut. Dalam waktu dekat, polisi akan melakukan gelar perkara untuk memastikan ada-tidaknya pidana dalam peristiwa tewasnya korban itu.
"Insyaallah hari Sabtu (25/9) kita lakukan gelar perkara. Mudah-mudahan hari Senin (27/9) kita sudah bisa tentukan sikap," kata Kanit Reskrim Polsek Jatinegara AKP Tri Sambodo kepada wartawan, Senin (20/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6 Saksi Diperiksa
Tri mengatakan sejauh ini sudah ada enam orang yang diperiksa sebagai saksi. Para saksi itu mulai dari keluarga hingga teman-teman korban.
"Sudah enam orang yang diminta klarifikasi. Di antaranya satu adik kandung korban dan teman korban yang melihat langsung pada saat TikTok," kata Tri.
Saat ini polisi masih menunggu keterangan dari satu teman korban lagi. Dia menyebut setelah itu pihaknya akan segera melakukan gelar perkara untuk memastikan penyebab kematian korban.
Kematian pria IS (29) saat live TikTok di Jatinegara, Jakarta Timur, masih jadi teka-teki. Di tengah penyelidikan polisi, pengacara keluarga korban mengungkap dugaan pembunuhan di balik kematian korban.
Simak di halaman selanjutnya, pengacara duga korban tewas dibunuh
Pengacara Duga Korban Dibunuh Teman
Pihak keluarga merasa yakin adanya pembunuhan terkait kematian korban ini. Pengacara Dosma Roha Sijabat mengungkapkan dugaan pembunuhan itu dilakukan oleh teman dekat korban.
"Orang terdekat (diduga pelaku). Karena kenapa. Dari CCTV dari sore ke malam, kan di lokasi, semua orang terdekat yang lalu lalang. dan ada menemukan poster saat oleh TKP itu," ucap Dosma saat dihubungi, Minggu (19/9/2021).
"Saya nggak tahu ukurannya karena cowok. Bisa dibilang teman akrab," tambahkan soal seberapa dekat terduga pelaku itu.
Motif Utang Piutang
Teman akrab yang dimaksud oleh pengacara, adalah orang yang pernah tinggal dengan korban. Dia pun memiliki masalah utang piutang dengan korban, bahkan korban sempat membuat poster untuk mencari orang tersebut.
"Sehari sebelum kejadian, tanggal satu, mendiang sudah menyebar brosur, mencari seseorang karena ada utang piutang. Itu adalah orang selama ini tinggal atau tidur bersama mendiang. Dan orang itu kabur tanggal satu," ucap Dosma.
Dosma menyebut, beberapa orang dicurigai terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Namun, orang yang memiliki masalah hutang piutang dengan korban adalah pria berinisial C.
Simak di halaman selanjutnya, kejanggalan-kejanggalan yang diungkap pengacara
Akun TikTok Korban Log-Out Usai Diviralkan 'Bunuh Diri'
Dosma menyebutkan video korban saat live TikTok itu sesungguhnya berdurasi 4 jam. Namun kejanggalan muncul setelah diketahui akun korban log-out.
"Jadi di live itu kan 4 jam, tapi yang diposting oleh seseorang--karena langsung dihapus sama seseorang--itu bahkan akun TikTok itu dikeluarkan, tapi yang disebar yang 15 detik di mana udah posisinya (korban) gantung," jelas Dosma, Jumat (16/9).
Panggilan Telepon Dihapus
Kejanggalan lainnya yakni ada beberapa panggilan telepon yang dihapus. Dosma mengungkap ada jeda 3 jam sebelum polisi datang ke lokasi kejadian memungkinkan terduga pelaku menghapus jejak.
"Panggilan yang di tanggal 2 September ke bawah itu nggak ada semua, dihapusin. Karena sebelum polisi datang ada jeda waktu 3 jam dan ada seseorang yang mengakui dia menghapusin," katanya.
Kaki Korban Diduga Ditarik
Kemudian kejanggalan berikutnya adalah pada tampilan video saat korban live TikTok. Dalam video terlihat kaki korban seperti ditarik seseorang di sebelah kiri.
"Terus kejanggalan itu walaupun di 15 detik itu ada janggal juga. Jadi itu yang narik kaki kiri korban ke samping bukan ke depan," ujarnya.
Peristiwa yang sebelumnya diduga bunuh diri itu terjadi pada Kamis (2/9). Aksi korban terungkap setelah saat salah satu warganet yang melihat live TikTok korban ketika hendak bunuh diri.
Pengacara Curiga Korban Dibuat Nge-fly
Dosma juga mengemukakan adanya temuan pil di lokasi kejadian. Dosma menduga korban dibuat mabuk sebelum tewas.
"Ada minuman dan pil seperti jenis morfin ya, jadi membuat dia nge-fly di situ, ada yang mengarahkan," kata pengacara keluarga korban, Dosma Roha Sijabat, saat dihubungi, Sabtu (18/9).
"Karena secara personal juga janggal," katanya.
Hingga saat ini kasus ini masih diselidiki polisi. Enam orang diperiksa terkait kematian korban. Kanit Reskrim Polsek Jatinegara AKP Tri Sambodo juga mengungkapkan adanya dugaan pembunuhan, namun hal ini masih dalam penyelidikan mendalam.