Republik BBM, Sebuah Negeri dengan Presiden Superdemokratis
Minggu, 09 Apr 2006 10:41 WIB

Jakarta - Bagi pecinta Republik BBM, wajar mereka menyukai jargon I like Monday. Sebab pada hari Seninlah acara kesayangan mereka itu tayang di Indosiar pukul 22.00 WIB.Bagi Anda yang belum pernah menyaksikan acara ini, tentu penasaran, seperti apa sih Republik Benar-benar Mabok (BBM) itu sehingga memicu penghentian acara secara mendadak?Dalam situsnya, Indosiar menggambarkan Republik BBM sebagai negeri yang dipimpin oleh presiden yang superdemokratis. Indosiar menyebukan, Republik Republik BBM merupakan sebuah program dengan format kontes, menceritakan kehidupan sebuah negeri antah berantah, sebuah Republik dengan karakteristik yang hampir sama dengan negara Indonesia. Negara ini juga memiliki lembaga, pejabat, dan tokoh hampir sama, hanya saja namanya berbeda. "Uniknya, di Republik BBM presidennya amat demokratis, berbagai hujatan, kritik dan demo marak dimana-mana, tetapi beliau selalu mencermati dengan ringan kocak dan bijaksana. Kesan angker tidak terlihat, tetapi kharisma tetap terjaga," jelas Indosiar. Setiap orang bebas berbicara kepada beliau, namun rasa segan tetap terjaga bukan karena penjagaan Paspampres tetapi kredibilitaslah yang menaikkan wibawanya. Berbagai masalah segera dan secepatnya beliau cari masukan dari berbagai pihak, mulai dari penasihat di sekitarnya sampai pada mahasiswa dan pakar dari negeri tetangga. Contohnya beberapa waktu lalu Presiden Republik BBM dalam beberapa permasalahan di samping mendapat bisikan dari sekitar Istana dan bekerja sama dengan Asosiasi Pascasarjana Komunikasi Universtitas Indonesia, beliau juga meminta pendapat mahasiswa dan para tokoh serta pakar dari negara tetangga, Indonesia.Saat memilih Menko Kemakmuran beliau mendatangkan mahasiswa Akademia Teknologi Komunikasi dan Informasi. Berikutnya ketika harus memilih Mendiknas (Menteri pencerDikan Nasional), Presiden juga mengundang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dan Teguh Juwarno (Staf Khusus Mendiknas negara tetangga, Indonesia), serta meminta Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc.Ed membacakan puisi tentang kesengsaraan guru yang sempat membikin seorang tokoh yang kebakaran jenggotnya. Pernah juga saat harus secepatnya membongkar pembunuh Meneer, tokoh HAM Republik BBM, Presiden sempat mengundang mahasiswa Universitas Indonesia dan minta dihadirkan Hendardi yaitu pakar, aktivis HAM dan salah satu tokoh yang menjadi anggota tim pencari fakta kasus terbunuhnya Munir, tokoh HAM dari negeri tetangga, Indonesia. Kemudian Presiden juga sempat mengundang BEM Trisakti dan Ketua MPR Indonesia, Dr. Hidayat Nurwahid, saat ada polemik serupa tapi tak sama yaitu nuansa korupsi dan pantas tidaknya dalam suasana keterpurukan ekonomi Dewan Perwakilan Luhayat di Republik BBM dan DPR RI membangun pagar. Tidak hanya tinggi pagarnya yang bikin terperangah tapi juga biayanya yang bikin masyarakat mengurut dada. Begitu juga saat harus menentukan Ketua Komisi seleksi ulang Hakim Ageng, belau juga mengundang mahasiswa Fakultas Hukum Trisakti dan menghadirkan Dr. Todung."Kami yakin hadirnya Program Republik BBM, dapat memberikan sebuah nuansa baru tentang sebuah program yang mengulas politik secara ringan dan lugas," tulis Indosiar. Acara ini ditayangkan berkat kerjasama dengan Asosiasi Pascasarjana Komunikasi UI dengan tema yang selalu up to date. Misalnya untuk tayangan Senin 10 April,Republik BBM akan membawa tema "Bagaimana Mengantisipasi Negara Tetangga yang Usil." Tema ini menyindir tentang usilnya Australia yang telah memberikan visa izin tinggal sementara bagi 42 warga Papua pencari suaka. Namun, nantinya dalam acara itu, nama Australia akan diganti dengan 'Austriki'.Sejumlah pihak juga sudah dihubungi untuk meramaikan siaran itu. Antara lain, Panglima Perang Republik BBM Narji (pelawak) dan Wakil Panglima Perang Republik BBM Anya Dwinov (artis), dan pengamat politik dari CSIS J Kristiadi.Acara Republik BBM Senin juga tetap akan menghadirkan Presiden BBM Taufik Savalas (pelawak), Wakil Presiden BBM Ucup Kelik (pelawak), Sekretaris Kabinet Republik BBM yang juga bertindak sebagai moderator Denny Chandra (pelawak/MC), dan Penasihat Presiden BBM Effendi Gazali (pengamat komunikasi UI), serta mahasiswa. Tapi apesnya, acara itu tak lagi menyambangi pemirsa Senin besok atas instruksi pemilik Indosiar pada pimpinan televisi swasta itu. Apakah Anda pecinta Republik BBM juga? Bagaimana jika acara itu henti tayang mendadak karena adanya "saran" pihak tertentu? Salurkan suara Anda ke redaksi@staff.detik.com.Ilustrasi diambil dari situs Indosiar
(nrl/)