Pengelola Lahan Sampah yang Dikeluhkan Warga Minta Waktu Cari Solusi

detikcom Do Your Magic

Pengelola Lahan Sampah yang Dikeluhkan Warga Minta Waktu Cari Solusi

Firda Cynthia Anggrainy Al Djokya - detikNews
Senin, 20 Sep 2021 19:13 WIB
Lahan pembuangan dan pembakaran sampah di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangsel. (Warga via Pasangmata detikcom)
Lahan pembuangan dan pembakaran sampah di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangsel. (Warga via Pasangmata detikcom)
Tangsel -

Lahan pembuangan sampah ilegal di Pondok Betung Tangerang Selatan dikeluhkan warga setempat. Pengelola lahan meminta waktu untuk mendapatkan solusi atas masalah lingkungan yang ditimbulkan dari tempat pembuangan-pembakaran sampah ini.

"Makanya saya minta sama dia (Dinas Lingkungan Hidup Tangsel), satu atau dua bulan saya cari solusi dengan yang punya tanah," kata pengelola lahan ini, Darkim (60), saat ditemui detikcom di lokasi, RT 07 RW 01, Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (20/9/2021).

Warga mengeluhkan pencemaran udara akibat asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah di lokasi ini. Ada pula keluhan berupa pencemaran air. Lokasi ini memang berdekatan dengan permukiman warga, baik warga perkampungan maupun perumahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darkim menjelaskan dirinya bukanlah pemilik, melainkan pengelola saja. Dia harus membahas masalah pencemaran lingkungan ini dengan pemilik lahan. Ada tiga nama yang dia sebutkan sebagai pemilik lahan ini yakni Matur Suhur, Penah, dan Siti Fatimah.

"Masih panjang perjalanan. Masalah tempat dengan yang punya tanah, itu pasti Pak Darim (menyebut dirinya sendiri) turun cari solusi ini. Kemudian, dengan pengurus lingkungan itu kan perlu dikompromikan lagi," kata Darkim.

ADVERTISEMENT
Darkim, pengelola lahan sampah di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangsel. (Firda Cynthia/detikcom)Darkim, pengelola lahan sampah di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangsel. (Firda Cynthia/detikcom)

Kepala Seksi Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup, Tangsel, Rastra Yudhatama (Yudha), mengatakan sudah memanggil Darkim untuk hadir pada mediasi Sabtu (18/9) kemarin, tapi Darkim tak hadir. Ini karena Darkim hanya diundang lewat ponsel. Dia bersedia hadir bila Pemkot Tangsel dan aparat pemerintahan setempat memanggilnya untuk membahas masalah lingkungan ini.

"Oh ya kemarin. Mohon maaf, emang saya akui HP (handphone) ditinggal kadang. Kalau ada telepon dari petugas itu saya akan datang kok pasti," kata Darkim.

Darkim menjelaskan dia mengelola lokasi ini bersama enam orang pemulung. Sampah-sampah dibawa ke lokasi ini kemudian dipilah-pilah. Sampah yang tidak laku dijual seharusnya memang dibawa truk untuk dibuang ke tempat pemprosesan akhir (TPA).

Namun nyatanya, tetap ada pembakaran sampah di lokasi ini sebagaimana yang dikomplain warga. Selain itu, abu pembakaran sampah menggunung.




(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads