Lukas Dayung (49), pendeta yang rumahnya dilempari bom molotov oleh mantan pekerja Gereja tempatnya melayani, di kota Makassar, Sulsel, mengaku pelaku adalah orang yang malas saat bekerja. Dia merasa tidak pernah memfitnah pelaku soal sering main judi.
"Saya tidak pernah bicara tentang dia main judi, mungkin ada yang lapor salah itu. Dia cuma bikin sendiri itu, memang itu anak malas bekerja di Gereja jadi dia cari kambing hitam makanya dia dipecat," ujar korban, Lukas Dayung, saat dihubungi detikcom, pada Minggu (19/9/2021).
Pemecatan terhadap pelaku dari Gereja tempatnya bekerja juga diketahui bukan keputusan dari korban. Pemecatan tersebut berdasarkan rapat dari jemaat Gereja tempat pelaku bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban mengakui hampir tidak pernah berkomunikasi dengan pelaku. Namun, memang tiga hari sebelumnya korban sempat menegur pelaku melihat caranya membersihkan Gereja.
"Dia buat cerita, dia yang fitnah, dia kasih tahu dalam situasi kapan bilang dia main judi, saya tidak pernah komunikasi dengan itu orang. Komunikasi saya itu hari waktu saya bilang kalau menyapu kasih pakai sapu yang bagus supaya bersih Gereja," jelas Lukas.
Korban menambahkan, memang mengakui sering mengeluh terkait kerbersihan di Gereja tempat pelaku bekerja kepada orang-orang. Namun, dirinya tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan atau memecat pelaku.
"Saya curiga ada orang yang mungkin kasih tahu dia bahwa Pendeta Lukas, kasih tahu orang di luar kau itu tidak beres kerja, karena memang sering saya bilang di luar itu coster (sebutan kerja pelaku) mu bayangkan Gereja begitu andai saya Pendeta disini itu coster saya pecat, tapi saya tidak pernah bilang pecat itu coster," kata Lukas.
Pelaku merasa difitnah. Simak di halaman selanjutnya.