Polri Ungkap Alasan Abu Rusydan Ditangkap Lagi: Simpul Penting JI

Polri Ungkap Alasan Abu Rusydan Ditangkap Lagi: Simpul Penting JI

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Jumat, 17 Sep 2021 16:48 WIB
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan
Jakarta -

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris yang merupakan Dewan Syuro (Penasihat) Jamaah Islamiyah (JI) Abu Rusydan alias Thoriquddin di Babelan, Bekasi, pada Jumat (10/9) lalu. Abu Rusydan sebelumnya sudah pernah ditangkap Densus pada 2004.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan membeberkan alasan Densus menangkap Abu Rusydan untuk yang kedua kalinya. Ramadhan mengatakan Abu Rusydan menjadi sosok penting dalam perjalanan JI dari masa ke masa.

"AR terungkap menjadi simpul penting dalam perjalanan JI dari masa ke masa," ujar Ramadhan saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (17/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramadhan menggambarkan Abu Rusydan sebagai sosok yang licik. Menurutnya, Abu Rusydan tidak terjun langsung di dalam keorganisasian JI usai divonis bebas supaya tidak terendus aparat.

"Tentu catatan panjang keterlibatan AR dalam JI menunjukkan kelicikannya. Bahwa dia dengan sengaja tidak menjadi bagian dari struktur organisasi JI. Tentunya hal ini dilakukan untuk menghindar dari endusan aparat," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan catatan Densus 88, Abu Rusydan adalah tokoh senior dalam JI. Abu Rusydan merupakan salah satu perumus Pedoman Umum Pergerakan Jamaah Islamiyah (PUPJI) pada tahun 1998 yang kemudian menjadi ruh utama dari metodologi amaliyah JI.

Dari PUPJI inilah Parawijayanto selaku amir (pimpinan) baru JI sejak tahun 2008, melakukan pengembangan metodologi pergerakannya dengan strategi penguasaan wilayah (Tamkin) Total Amniyah System Total of Solution (TASTOS) dengan orientasi melakukan jihad global.

Terpisah, Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan Abu Rusydan yang pernah dijebloskan ke penjara pada 2004 tidak membuatnya jera. Aswin menyebut anggota JI lain yang telah ditangkap Densus membocorkan bahwa Abu Rusydan menjadi salah satu titik sentral pergerakan JI.

"Penangkapan ini dilakukan setelah Densus 88 menemukan titik terang dari hasil penangkapan beberapa anggota JI sebelumnya yang menyatakan bahwa Abu Rusydan merupakan salah satu titik sentral dari pergerakan JI selama ini," terang Aswin.

Bahkan, kata Aswin, Abu Rusydan sering tampil di acara Syam Organizer. Diketahui, Syam Organizer merupakan lembaga yang diduga menjadi penyalur dana bagi JI yang berkedok sebagai lembaga kemanusiaan.

"Bahkan terbukti Abu Rusydan seringkali tampil dalam berbagai acara Syam Organizer, salah satu lembaga penampung dan penyalur dana bagi JI. Di mana beberapa pengurus dan donaturnya telah berhasil diurai dan ditangkap oleh Densus 88 beberapa bulan lalu," katanya.

Selengkapnya di halaman berikutnya

Masih kata Aswin, berdasarkan hasil investigasi, ditemukan bahwa Abu Rusydan merupakan penganjur metode militer (Tanzim Askari) untuk terus dilanjutkan oleh JI dan menjaga hubungan dengan para pejuang di Afghanistan. Dalam temuan lain, Abu Rusydan adalah penganjur yang kuat agar JI selalu mendukung perjuangan bangsa Moro dan Suriah, demi mewujudkan Nubuwah akhir zaman di Syam.

Tidak hanya sampai di situ, Abu Rusydan juga perumus Multazim bin Multazim (anak dari bapak) dalam pusat latihan teror JI yang dikenal dengan nama 'Sasana'. Aswin menekankan Abu Rusydan merupakan konseptor utama dalam merancang masa persiapan aksi-aksi teror atau I'dad, rekrutmen anggota baru, kebijakan-kebijakan JI pada masa darurat, hingga sanksi bagi anggota JI yang indisipliner.

"Setelah ditangkap, Abu Rusydan saat ini terus diperiksa secara intensif untuk lebih memperdalam berbagai pemikiran dan strategi yang dipersiapkan bagi Jamaah Islamiyah ke depan," papar Aswin.

Lebih lanjut, Aswin menyatakan Abu Rusydan juga eksis dalam berbagai kanal media sosial. Tausiyahnya beredar dalam bentuk video yang diunggah di medsos itu.

Adapun sebagian besar dari video itu membahas pentingnya jihad dalam rangka mewujudkan kedaulatan negara Islam, mengglorifikasi para 'Jihadis' di Afghanistan dan Suriah, pengharaman demokrasi, serta mengafirkan mereka yang tidak sepaham.

"Sebagian teroris yang ditangkap seringkali dikenal sebagai penceramah agama dalam lingkungannya, namun pada dasarnya mereka adalah jaringan teroris, kita jangan sampai terkecoh," katanya.

"Densus 88 selalu mencermati secara detail perilaku para terduga teroris sebelum ditangkap, dan kami menangkap mereka setelah didukung oleh bukti-bukti yang cukup," imbuh Aswin.

Halaman 2 dari 2
(isa/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads