Jembatan Berbayar di Luwu Bakal Digantikan Jembatan Rp 12 M dari Pemprov

Jembatan Berbayar di Luwu Bakal Digantikan Jembatan Rp 12 M dari Pemprov

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Jumat, 10 Sep 2021 12:58 WIB
Jembatan berbayar yang menghubungkan Desa Salujambu dan Lawewe, Luwu Utara, Sulsel, Kamis (9/9/2021).
Jembatan berbayar yang menghubungkan Desa Salujambu dan Lawewe, Luwu, Sulsel (Yaya Abeng/detikcom)
Luwu Utara -

Bupati Luwu Utara (Lutra) Indah Putri Indriani mengungkap jembatan berbayar yang viral di media sosial menghubungkan dua kabupaten, Luwu Utara dan Luwu. Jembatan berbayar itu dibuat oleh warga Desa Salujambu, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu.

"Jembatan Lawewe menghubungkan dua kabupaten, masuk dalam kewenangan provinsi," ujar Indah kepada detikcom, Jumat (10/9/2021).

Lebih lanjut Indah mengungkapkan, pembangunan jembatan di lokasi jembatan berbayar merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel). Pemkab Lutra sudah mengajukan desain pembangunan jembatan kepada Pemprov Sulsel, dan anggarannya sudah disetujui untuk segera dibangun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah tahun ini terealisasi, anggarannya sudah disetujui. Melalui hibah keuangan sebesar Rp 12 M," katanya.

Untuk diketahui, jembatan menghubungkan Desa Salujambu, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, dan Desa Lawewe, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Lutra.

ADVERTISEMENT

"Pemiliknya (jembatan) warga Salujambu, yang tarik tarif," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, warga di salah satu desa tersebut yang enggan disebutkan identitasnya menceritakan awal mula pembangunan jembatan berbayar tersebut. Pembangunan jembatan berbayar tersebut dilakukan karena warga Desa Salujambu dan Lawewe harus menyeberangi sungai.

"Dulu pakai perahu atau rakit, tapi kendalanya kalau ada apa-apa yang mendesak malam-malam, terus harus menyeberang, sementara penjaga rakit tidak di situ berjaga 24 jam. Akhirnya ada seseorang yang biasa dipanggil Pak Bakra berinisiatif menawarkan untuk membangun jembatan dengan uang pribadi, dan disetujui oleh warga desa," kata LW saat berbincang dengan detikcom, Kamis (9/9).

Biaya yang dikenakan kepada warga yang ingin menyeberang itu digunakan untuk perawatan jembatan. Perawatan jembatan disebut dilakukan secara berkala.

"Jembatan dikenakan biaya penyeberangan. Hasilnya, sebagian untuk biaya perawatan jembatan rutin tiap 3 bulan atau 5 bulan. Jembatan diperbaiki terkadang dengan biaya besar karena kerusakan berat," sebut LW.

Lihat juga video 'Sungai Cidurian Bogor Meluap, Jembatan Putus-Rumah Rusak':

[Gambas:Video 20detik]



(nvl/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads