Sekretariat KPI Tepis Kabar Korban Pelecehan Seks Ditekan untuk Berdamai

Sekretariat KPI Tepis Kabar Korban Pelecehan Seks Ditekan untuk Berdamai

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Kamis, 09 Sep 2021 17:01 WIB
Gedung KPI Pusat, Gambir, Jakarta Pusat
Komisi Penyiaran Indonesia (Wilda Nufus/detikcom)
Jakarta -

Korban pelecehan seksual di KPI dikabarkan mau mencabut laporan karena merasa mendapat tekanan. Pihak KPI menegaskan tak ada tekanan.

"Nggak benar, kita iniin aja ke pengadilan. Saya jawab nggak bener," kata Kepala Sekretariat KPI, Umri, saat dimintai konfirmasi, (9/9/2021).

Umri mengatakan KPI justru sedang mengikuti proses hukum yang sedang berjalan. Dia berharap melalui proses hukum, fakta peristiwa tersebut bisa terbuka secara terang benderang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses hukum nanti kita lihat yang mana yang bener. Harapannya biar terbuka. Kita tunggu aja ini deh proses kepolisian nanti seperti apa silakan," ujarnya.

Lebih lanjut Umri menuturkan KPI sudah menerima surat panggilan permintaan keterangan dari Komnas HAM. Umri belum bisa memastikan siapa yang akan hadir mewakili KPI untuk memberikan keterangan.

ADVERTISEMENT

"Sudah (surat panggilan), nanti akan dibicarakan di komisioner siapa yang hadir, suratnya sudah kita terima," imbuhnya.

Pihak RD dan EO, dua orang terlapor dari kasus dugaan pelecehan dan perundungan juga sudah angkat bicara. Kedua terlapor lewat kuasa hukumnya menegaskan tidak pernah memberikan tekanan, apalagi ancaman ke MS.

"Saya pastikan tidak ada (tekanan). Saya dari kemarin bersama klien jadi nggak ada tuh pengancaman. Justru silakan ditanyakan ke KPI sumbernya kredibel atau tidak," kata pengacara RD dan EO, Tegar Putuhena, saat dihubungi, Kamis (9/9/2021).

Namun Tegar membenarkan ada pertemuan. Dia menuding pihak yang mengembuskan kabar ada tekanan sebagai pihak yang menginginkan kasus ini berlarut-larut.

"Saya kuasa hukum dari klien sudah tahu siapa sumber anonimnya dan saya pastikan orang ini adalah pihak-pihak yang masih menginginkan perkara ini terus berlarut-larut demi kepentingan pribadi orang-orang tertentu yang ada di KPI," katanya.

Selain itu, Tegar pun meminta untuk MS bersuara perihal kabar adanya tekanan dan paksaan untuk mencabut laporannya tersebut. Dia mencurigai adanya pihak-pihak lain yang coba memanfaatkan permasalahan yang melibatkan kliennya dengan MS.

"Lalu silakan dikonfirmasi ke saudara MS apakah dia diancam atau tidak? Karena kalau memang sudah dapat informasi di sana nggak di sini nggak, lalu pihak di tengah yang bermain ini siapa? Itu yang kita patut curiga," ujar Tegar.

"Persoalan ini dia tidak berdiri sendiri ini bukan cuma persoalan yang lagi ramai. Tapi bisa jadi ada hal lain lebih penting dan menyangkut kepentingan yang lebih penting juga dan kemudian ditunggangi oleh pihak-pihak yang merasa penting juga, kita nggak tahu," tambahnya.

(hri/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads