Kasus Cungkil Mata, KPAI Ungkap Anak Sering Jadi Korban Ilmu Hitam

Kasus Cungkil Mata, KPAI Ungkap Anak Sering Jadi Korban Ilmu Hitam

Farih Maulana Sidik - detikNews
Selasa, 07 Sep 2021 07:10 WIB
Kuasa hukum Muradi membantah kliennya memiliki anak dari model Era Setyowati atau dikenal dengan nama Sierra.
KPAI (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Orang tua (ortu) di Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) tega mencungkil mata anaknya yang berumur 6 tahun demi pesugihan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap fenomena anak sering menjadi korban ilmu hitan.

"Persoalan hidup yang panjang dan tidak selesai, seringkali menjebak manusia mulai mendekati yang disebut 'ilmu hitam'. Sayangnya perilaku di luar nalar ini, seringkali mendatangkan bisnis yang mudah meraup uang di masyarakat. Sayangnya ketika dianggap 'kesaktiannya' mulai berkurang. Mereka merasa perlu meningkatkan, dan korbannya selalu saja orang terdekat, dikenal dan keluarga sendiri. Ini peristiwa yang terus berulang," kata Komisioner KPAI Jasra Putra, kepada wartawan, Senin (6/9/2021).

Jasra kemudian mengaitkan kasus ini dengan kondisi kejiwaan Ibu korban. Selain demi ilmu hitam, Jasra meyakini ibu yang mencungkil mata anaknya juga dipicu karena kecewa dengan diri sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang terjadi kepada ibu yang ingin mencongkel matanya adalah proses panjang beban hidup dan memilih mendalami 'ilmu hitam'. Namun kalau mendalami ilmu kejiwaan, ada latar belakang dari sebab dari proses panjang yang di alami Ibu tersebut. Trauma-trauma masa lalu yang kemudian tidak pernah 'merasa terjawab' menjadi disorder. Meski alasan 'ilmu hitam', namun sebenarnya ada kekecewaan yang mendalam dan tidak terjawab, dan ingin orang lain merasakan hal yang sama dengan yang dideritanya," tuturnya.

Jasra mengatakan ilmu hitam memang sering mendapatkan tempat di masyarakat. Termasuk peristiwa orang tua mencungkil mata anaknya untuk ilmu hitam itu.

ADVERTISEMENT

"Dengan alasan ilmu hitam hanya sebagai alasan merasional tingkah laku yang sebenarnya mengalami gangguan kejiwaan. Merasa apa yang dilakukannya berdampak, kemudian ia menjalani hidup tersebut," kata dia.

"Namun ketika 'kesaktiannya; dianggap berkurang, dan dianggap 'untuk lebih kuat' lagi ilmu hitamnya, kemudian mengorbankan anak pertama. Dan peristiwa berulang mencongkel mata, adalah bagian dari proses hidup meyakini dan menyebutnya dengan Ilmu Hitam. Sayangnya perilaku seperti ini, seringkali mendapat tempat di masyarakat. Dengan bukti dalam video peristiwa, banyak orang yang menyaksikan," lanjutnya.

Simak selengkapnya di halaman berikut

Saksikan video 'Gegara Ilmu Hitam, Ortu di Sulsel Tega Cungkil Mata Anaknya':

[Gambas:Video 20detik]



Jasra menyarankan agar anak yang menjadi korban pencungkilan mata itu tidak diasuh oleh orang tuanya dan keluarga yang menyaksikan video pencungkilan itu. Dia berharap pemerintah mengambil langkah dalam hal ini.

"Tentu dengan kondisi ini, anak akan terlepas dari pengasuhan utama, sehingga pemerintah dan pemerintah daerah, perlu mengalihkan pengasuhannya, bisa di keluarga sedarah (kindship care) ataupun keluarga pengganti (foster care). Apalagi dalam video saat kejadian, semua keluarga menyaksikan," kata dia.

Selain itu, perlu ada pemantauan secara berkala terhadap pengasuhan anak tersebut. Sehingga anak bisa memiliki tumbuh kembang yang baik.

"Namun sangat perlu pengawasan secara periodic, agar anak dapat menjalani tumbuh kembangnya dengan baik, dan cepat pulih. Tentu buat anak adalah penanganan panjang dan berkelanjutan. Karena Negara menjamin anak sampai 18 tahun, untuk mendapatkan hak hak mereka," jelas Jasra.

Seperti diketahui, seorang anak perempuan AP (6) harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Syekh Yusuf, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). AP menjadi korban penganiayaan oleh orang tua (ortu) sendiri.

Polisi telah menangkap 4 orang terkait kasus ini. Mereka ialah ayah, ibu, paman dan kakek korban sendiri.

"Terduga pelaku total ada 4 orang," ujar Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Boby Rachman saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (5/9).

Halaman 2 dari 2
(fas/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads