Pesan Terbuka Ketua DPRD Solok ke Bupati Epyardi Tarung di Pengadilan

Round-Up

Pesan Terbuka Ketua DPRD Solok ke Bupati Epyardi Tarung di Pengadilan

Tim detikcom - detikNews
Senin, 06 Sep 2021 06:21 WIB
Ketua DPRD Solok, Sumbar, Dodi Hendra.
Foto: Dodi Hendra (dok. istimewa)
Jakarta -

Ketua DPRD Solok, Dodi Hendra menolak mentah-mentah mediasi dengan Bupati Epyardi Asda dalam kasus dugaan pencemaran nama baik. Dodi siap bertarung dengan Epyardi di pengadilan.

"Pintu damai sudah tertutup. Kita bertemu di pengadilan saja," kata Dodi kepada detikcom, Minggu (5/9/2021).

Polda Sumbar telah menjadwalkan agenda pemeriksaan Epyardi pada pekan depan. Dodi mengaku juga sudah menerima surat pemanggilan dan siap memenuhi panggilan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat menghargai apa yang dilakukan aparat hukum Polda Sumbar. Saya juga sudah menerima surat untuk datang ke polda. Insyaallah saya siap datang," ucapnya.

Awal Mula Kasus

Dodi melaporkan Epyardi ke Polda Sumbar pada 9 Juli 2021 lalu. Laporan tersebut dilayangkan karena Epyadri diduga membuat dan menyebarkan video ke sebuah grup WhatsApp yang dinilai berisi unsur penghinaan atau pencemaran nama baik.

ADVERTISEMENT

"Postingan itu disebar hari Jumat, tanggal 2 Juli 2021, dan saya baru tahu setelah dua hari postingan itu disebar karena banyak yang nelpon ke saya. Banyak nama dan institusi yang disebut dalam postingan tersebut, termasuk saya. Dan yang saya laporkan sekarang hanya yang berkaitan dengan pribadi saya saja," tambahnya.

Polisi pun membenarkan adanya laporan itu. Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Satake Bayu menyebut laporan itu masih diproses.

"Laporan saudara Dodi masih dalam proses, dan kita akan kumpulkan bukti-bukti," katanya.

Polisi Panggil Epyardi

Setelah memproses laporan itu, Polda Sumatera Barat pun melayangkan surat pemanggilan Epyardi Asda. Epyardi akan diperiksa terkait dugaan pencemaran nama baik dan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Betul. Kita panggil beliau untuk datang Selasa depan," kata Kabid Humas Polda Sumatera Barat Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto kepada wartawan, Sabtu (4/9).

Stefanus mengatakan pemanggilan Epyardi Asda merupakan upaya mediasi. Jika mediasi tak tercapai, kasus tersebut akan dilanjutkan.

Simak juga 'Saat Ketua DPRD Solok Angkat Bicara soal Ricuh Rapat-Anggota Nyaris Baku Hantam':

[Gambas:Video 20detik]



Epyardi Harap Masalah Selesai Setelah Mediasi

Kuasa hukum Epyardi Asda, Suharizal, mengaku sudah menerima surat panggilan tersebut. Ia mengatakan sangat menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.

"Kita hormati proses hukum yang berjalan. Kita juga memberi apresiasi terhadap langkah yang diambil Polda untuk memediasi," kata Suharizal kepada detikcom.

Menurutnya, apa yang dilakukan penyidik merupakan proses restorative justice atau keadilan restoratif dalam penyelesaian perkara oleh anggota Polri. Perihal restorative justice ini sering disampaikan Kapolri Listyo Sigit untuk personelnya dalam dalam upaya penanganan perkara UU ITE Nomor 19 Tahun 2016.

"Undangan mediasi. Pelapor-terlapor diundang. Bagian dari restorative justice. Kami sangat apresiasi langkah bijak dari pihak polda ini," jelas Suharizal.

"Mudah-mudahan saja masalahnya selesai setelah mediasi," tambah dia.

Dodi kemudian merespons upaya mediasi itu. Dia pun menolak tegas dan menutup pintu damai.

"Pintu damai sudah tertutup. Kita bertemu di pengadilan saja," kata Dodi.

Halaman 2 dari 2
(lir/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads