Anies Sebut Penurunan Muka Tanah di Jakarta Tersisa 5 Titik, Begini Datanya

Anies Sebut Penurunan Muka Tanah di Jakarta Tersisa 5 Titik, Begini Datanya

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Kamis, 02 Sep 2021 16:01 WIB
Kadis SDA DKI Yusmada Faizal
Kadis SDA DKI Yusmada Faizal (Ilman/detikcom)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan titik penurunan muka tanah di Ibu Kota tersisa 5 titik. Ini datanya dari tahun ke tahun.

Data ini disampaikan oleh Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Yusmada Faizal dalam Webinar bertajuk 'Jakarta The Sinking City' yang ditayangkan pada Kamis (2/9/2021). Dalam pemaparannya, Yusmada menjabarkan titik penurunan muka tanah di Ibu Kota, khususnya di daerah pesisir yang semakin menyusut selama beberapa tahun terakhir. Berikut ini rinciannya:

2007: 15 titik
2008: 15 titik
2009: 15 titik
2010: 14 titik
2011: 13 titik
2012: 8 titik
2013: 8 titik
2014: 8 titik
2015: 6 titik
2016: 6 titik
2017: 6 titik
2018: 6 titik
2021: 5 titik

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jakarta memang terjadi penurunan tanah. Di daerah pesisir laju tanahnya 10 cm per tahun, bergerak dari 2007 sampai 2017 cenderung menurun," kata Yusmada, Kamis (2/9/2021).

Yusmada kemudian mencontohkan kawasan pesisir di Muara Baru, Jakarta Utara. Pada 1997-2011, kawasan ini memiliki laju penurunan tanah 20 cm per tahun. Sedangkan pada 2011-2018, laju penurunan muka tanah turun menjadi 12 cm per tahun.

ADVERTISEMENT

"Ini menunjukkan laju penurunannya bisa dikendalikan," imbuhnya.

Meskipun menurun, Yusmada mengakui potensi penurunan muka tanah atau land subsidence masih mengancam Ibu Kota. Salah satu penyebabnya karena aktivitas penyedotan air tanah.

"Laju penurunannya menurun jadi tidak di atas 10 cm lagi. Ini menunjukkan penurunan tanah masih terjadi tapi laju kedalamannya atau tingkat penurunan sudah berkurang," sebutnya.

Solusi Atasi Land Subsidence

Yusmada menjabarkan sejumlah skema untuk mengatasi penurunan muka tanah. Salah satunya, melalui pengendalian pemakaian air tanah serta melaksanakan konservasi air tanah.

"Pengawasan dan penindakan terhadap upaya pengambilan air tanah yang berlebihan, pembatasan dan pelarangan izin pengambilan air tanah di seluruh sektor," jelasnya.

Cara lainnya dengan membuat sistem monitoring land subsidence dan rob untuk pengambilan keputusan dalam pengembangan wilayah pesisir. Terakhir, menjamin ketersediaan air bersih dengan mencari alternatif selain air tanah.

"Membangun sumur resapan dalam (artificial recharge), membangun alternatif penyediaan air baku baru, meningkatkan penyaluran pasokan dan pelayanan air bersih bagi warga melalui jaringan perpipaan," sebutnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara soal titik penurunan muka tanah Ibu Kota yang makin menyusut. Anies mengatakan hal itu menandakan aktivitas pengambilan air tanah di Jakarta mulai berkurang. Anies awalnya mengklaim Jakarta memiliki 20 titik penurunan muka tanah, kini hanya tersisa 5 titik.

"Kita sadari di Jakarta selama beberapa tahun terakhir permukaan tanah yang dulu jumlah penurunan lebih dari 20 titik, sekarang turun jadi 5 titik. Ini menunjukkan bahwa kegiatan pengambilan air tanah berkurang," kata Anies Baswedan, dalam diskusi virtual bertajuk 'Pelayanan Merata Air Minum Jakarta' pada Rabu (1/9) lalu.

Anies menuturkan kini pasokan air bersih telah tersebar merata di wilayah Jakarta, salah satunya melalui ketersediaan aliran air minum (PAM). Di samping itu, Anies menyebut telah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk menjamin ketersediaan air bersih.

(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads