Pengungsi Afghanistan di Jakpus Dirikan Tenda, Ketua RW: Bukan dari Kami

Pengungsi Afghanistan di Jakpus Dirikan Tenda, Ketua RW: Bukan dari Kami

Faiz Iqbal Maulid - detikNews
Selasa, 31 Agu 2021 18:54 WIB
Pencari Suaka Afganistan Dirikan Tenda Ngungsi di Kawasan Kebon Sirih.
Pencari Suaka Afganistan Dirikan Tenda Ngungsi di Kawasan Kebon Sirih (Tiara/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah pencari suaka asal Afghanistan mendirikan tenda di trotoar jalan di sekitar kawasan kantor UNHCR, Jakarta Pusat. Ketua RW 02, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Makmurdrajat, mengatakan tenda tersebut bukan dari warga, melainkan diduga dari teman pengungsi Afghanistan.

"Ya bukan (bukan dari kami warga). Tenda itu bukan dari UNHCR atau pun lembaga sumbangan. Entah kenapa mereka mungkin dapat dari teman sebangsa mereka yang disini membantu ngasih tenda," kata Makmurdrajat saat ditemui di Jl Kebon Sirih Barat 1, Jakarta Pusat, Selasa (31/8/2021).

Makmur mengatakan keberadaan pencari suaka Afghanistan itu telah ada sejak 2002 mulai datang. Para pencari suaka Afghanistan datang dengan beragam latar belakang pekerjaan. Makmur mengatakan tidak mengetahui terkait dana sumbangan terhadap para pengungsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dana begitu, saya kurang paham. Setahu saya, mereka datang itu beragam, ada yang kuliah, jualan buku, kerja pabrikan. Cuman kalau soal pendanaan itu mereka ada yang ilegal, yang dapat yang punya surat-surat resmi atau lengkap, berarti dananya ada. Ada yang gak punya, jadi gak bisa ditabung di situ," imbuhnya.

Makmur menyebutkan para pengungsi Afghanistan tidak pernah membuat onar, Makmur menyebut terkadang ada pengungsi yang datang di wilayahnya untuk menumpang mandi. Menurutnya, warga sekitar tidak pernah membantu pengungsi tersebut, tetapi ia mengaku pernah membantu salah satu pengungsi yang sakit.

ADVERTISEMENT

"Ya kami sebenarnya pernah menegur. Bahwa saya merasa risih dengan adanya mereka di wilayah. Bahkan kalau mereka sakit nggak pernah dibiayain UNHCR, akhirnya kasihan juga. Jadinya pernah saya yang ngerawat. Secara manusia ya, kita punya iba peduli lah," ujarnya.

"Sejujurnya kami nggak pernah bantu mereka. Tapi kalau mereka sakit atau kena musibah, RW pasti ngebantu mereka karena saya lihat sendiri dan nggak tega. Saya bawa ke rumah sakit, saya bayar, itu saya alamin," imbuhnya.

Ketua RW 02, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, MakmurdrajatKetua RW 02, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Makmurdrajat (Foto: Faiz Iqbal Maulid/detikcom)

Makmur mengatakan pernah mempertemukan antara UNHCR dan perwakilan pencari suaka Afghanistan untuk mencari tahun kapan pengungsi tersebut dipindahkan. Dari hasil koordinasi itu, ia menyebut, pada Desember para pengungsi itu harus pindah dari kawasan RW tersebut.

"Kalau kepastian pindahnya Desember ya, rencananya Desember itu harus pindah dari wilayah RW ini, tapi intinya dari kantor UNHCR nya, kalau kantor pindah mereka juga ikut pindah," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pencari suaka Afghanistan, Mahdi, mengaku sudah tinggal di Indonesia selama 7 tahun. Ia mengatakan sebelumnya sempat tinggal di Pekanbaru selama 6 bulan sebelum tinggal di Jakarta.

Mahdi mengatakan, saat pertama kali masuk RI, ia dijanjikan hanya 3 tahun berada di negara transit. Dia meminta segera dipindahkan ke negara ketiga, namun ia sudah 7 tahun berada di Indonesia.

"Kita selalu minta pemerintah Indonesia tolong pengungsi juga manusia. Di sini sudah banyak orang bunuh diri. Kalau kita di sini sudah lama tunggu dan nggak ada prosesnya, mungkin yang lain juga stres mengerjakan sesuatu yang salah. Kita juga nggak mau jadi kriminal di Indonesia. Karena kita di sini juga di negara orang, harus saling menghargai," ungkapnya.

Mahdi mengatakan pengungsi lain akan tetap berada di tenda tersebut hingga UNHCR memberi kejelasan. Menurutnya, pihak UNHCR tidak memberi kejelasan pada saat pertemuan dengan UNHCR sewaktu aksi kemarin.

"Ya biar dia tahu, kalau disini ada masalah. Biar dia carikan kita solusi. Karena benar-benar 7 tahun itu lama, disuruh sabar kita oke, sampai 7 tahun," imbuhnya.

(yld/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads