Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan terkait laju vaksinasi Indonesia saat ini berada pada urutan ke-4 di dunia. Meski capaian positif, anggota Komisi IX Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo mengingatkan pencapaian itu bukan berarti bisa bersantai-santai terhadap pandemi Corona (COVID-19).
Handoyo awalnya mengapresiasi pemerintah terkait laju vaksinasi yang mencapai tercepat keempat di dunia. Dia menyebut capaian itu membanggakan lantaran Indonesia bukan salah satu produsen vaksin.
"Saya kira ini menarik ya, artinya menarik ya tidak jelek-jelek benar itu saya kira kita juga cukup apresiasi kepada pemerintah, karena ingat loh ya, kita ini tidak dalam atau belum bisa memproduksi sendiri terhadap produksi vaksin. Kita 100% impor, sedangkan seluruh dunia itu berebut terhadap vaksin, semua dunia pemerintah dunia memperebutkan vaksin," kata Handoyo saat dihubungi, Sabtu (28/8/2021).
"Keberadaan vaksin di seluruh dunia sangat terbatas dan seluruh dunia memperebutkan itu. Dan ketika kita saat ini mendapatkan adalah urutannya 4 dunia untuk yang laju itu, dan sedangkan jumlah kita nomor 7, saya kira sebuah kita kerja keras pemerintah melobi para produsen," lanjutnya.
Handoyo menyebut capaian ini seharusnya menjadi cambuk bagi semua pihak untuk lebih bergotong royong bersama menghadapi pandemi. Dia meminta capaian ini dijadikan motivasi menghadapi pandemi.
"Ini menjadi cambuk kita saya kira apa yang disampaikan Pak Jokowi, menjadi cambuk kita meskipun kita tidak punya atau belum produksi sendiri, negara lain produsen percayakan kita untuk diberikan ke kita, tentu dengan kepercayaan ini kita menambah bersatu, menambah kolaborasi, menambah bergandengan tangan, menambah bergotong royong untuk semakin mengalahkan dan mengendalikan COVID-19," ucapnya.
Namun demikian, Handoyo mengingatkan agar capaian laju vaksinasi tercepat keempat ini tidak menjadikan semua pihak bersantai. Dia memperingatkan kasus Corona sewaktu-waktu bisa meledak.
"Betul bahwa apa yang disampaikan Pak Jokowi bukan berarti kita untuk menghadapi ini dengan cara yang santai ya, dan tidak boleh bersantai meski saat ini kita tren menurun dan vaksinasi dengan proses melaju, sama sekali kita tidak boleh bersantai justru menambah semangat kita. Kenapa? Kaerna kasusnya setiap saat bisa meledak," ujarnya.
Dia mengambil contoh beberapa negara dengan laju dan jumlah vaksinasi yang tinggi seperti Amerika, Israel, hingga Inggris yang kini mengalami ledakan kasus Corona kembali. Politisi PDIP ini justru mengingatkan agar semua pihak lebih berhati-hati lagi.
"Artinya kita justru menambah semakin hati-hati, harus semakin tambah waspada, tak boleh lengah, tak boleh santai, saatnya bercermin pada negara lain karena kasus bisa meledak, jangan terlena dengan kondisi indikator mulai menurun, kasus harian menurun, kita tidak boleh lengah, semakin waspada dengan satu atau dua langkah hal utama yakni tetap dimanapun berada tetap protokol kesehatan dan sukseskan program vaksinasi," tuturnya.
Sebelumnya, di hadapan para pimpinan partai politik pendukung koalisi pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan capaian vaksinasi di Indonesia. Peringkat vaksinasi di Indonesia nomor empat tertinggi di dunia.
"Kita ini dari 200, kurang-lebih 220 negara, peringkat kita nggak jelek-jelek amat," kata Jokowi sebagaimana terekam dalam video yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (28/8/2021).
Video itu merekam pertemuan Jokowi dengan partai koalisinya pada Rabu (25/8). Jokowi menjelaskan peringkat Indonesia mengungguli Meksiko, Jerman, dan Inggris.
"Kalau dihitung dari jumlah orang yang divaksin sampai hari ini (25 Agustus), kita sudah nomor 4. Nomor 1 India, nomor 2 Amerika, nomor 3 Brasil, kita nomor 4 Indonesia," kata Jokowi.
Lihat Video: Jokowi: Vaksinasi RI Nomor 4 di Dunia, Nggak Kalah dengan Jerman-Inggris
(maa/dnu)