Waketum PAN Ungkap Bisikan Khusus Jokowi ke Zulhas Saat Bertemu di Istana

Waketum PAN Ungkap Bisikan Khusus Jokowi ke Zulhas Saat Bertemu di Istana

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Sabtu, 28 Agu 2021 15:32 WIB
Jakarta -

Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto bercerita tentang awal mula Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) ke Istana untuk bertemu dengan parpol koalisi lain. Yandri juga mengungkap bisikan khusus Jokowi kepada Zulhas.

"Kalau mau cerita awal mula kita diundang itu sebenarnya waktu ulang tahun PAN ke-23, tanggal 23 Agustus, Bang Zul memang menyampaikan kepada kami, 'Saya diundang Pak Presiden tanggal 25 Agustus'," kata Yandri dalam diskusi virtual bertajuk 'Membaca Arah Koalisi Pemerintah', Sabtu (28/8/2021).

Yandri mengatakan Zulhas awalnya tak tahu pertemuan itu dilakukan bersama pimpinan parpol koalisi pemerintah lainnya. Yandri menyebut Zulhas baru mengetahui ketum parpol koalisi lain dipanggil sehari sebelum pertemuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi tidak menyebut kalau itu bareng ketua umum yang lain dan Bang Zul tahunya digabung itu ketika sudah sampai di Istana atau sehari sebelumnyalah karena konfirmasi kehadiran," ujarnya.

Yandri mengatakan pertemuan berlangsung kondusif. Dia mengaku sangat menghormati Jokowi, yang mengajak para ketua umum partai politik bertemu.

ADVERTISEMENT

"Tapi setahu saya, dari pertemuan itu, ya situasi sangat kondusif, sangat bagus, suasana kebersamaan sangat terbangun. Saya kira kita patut hormat dan respek dengan Pak Jokowi, bisa banyak berbicara dengan petinggi parpol yang memang tugasnya membantu kerja pemerintah di tengah situasi pandemi ini," tuturnya.

Yandri mengatakan semua ketum parpol yang hadir diberi kesempatan berbicara, termasuk Zulhas. Saat pertemuan berlangsung, kata Yandri, Jokowi menyampaikan sejumlah program yang sudah dicapai oleh pemerintah.

"Setahu saya, ketika pulang dari Istana, Bang Zul ketemu sama kami menyampaikan, Pak Presiden hanya menyampaikan program yang sudah dicapai di tengah banyak persoalan hari ini dan semua ketua umum diberi kesempatan, termasuk Ketum PAN," ucapnya.

Yandri mengatakan dipanggilnya PAN dalam pertemuan tersebut merupakan sebuah kehormatan. Dia mengatakan tidak ada pembicaraan terkait koalisi dan reshuffle kabinet dalam pertemuan tersebut.

"Ini kehormatan bagi kami diajak atau diundang waktu itu. Setahu saya belum ada pembicaraan masalah koalisi atau berapa atau akan reshuffle sama sekali nggak disinggung," tuturnya.

Bisikan Khusus Jokowi

Selain itu, Yandri mengungkap bisikan khusus Jokowi ke Zulhas. Menurutnya, Jokowi berbisik ke Zulhas saat pertemuan telah berakhir.

"Ya jadi sebelum pulang itu, Bang Zul dibisikin oleh Pak Jokowi, 'Pak Zul nanti kita akan ketemu lagi'. Tapi sekali lagi, Pak Jokowi tidak membicarakan (kapan) agenda pertemuan," ujarnya.

Yandri mengatakan Zulhas sangat merasa undangan Jokowi untuk membahas isu-isu kenegaraan merupakan suatu kehormatan. Menurutnya, Zulhas sangat paham tentang isu-isu kebangsaan.

"Tapi bagi Bang Zul, itu juga suatu kehormatan kalau dibilang kembali untuk membicarakan masalah kebangsaan masalah kenegaraan. Intinya, Bang Zul ini kan pernah menjadi Ketua MPR, sekarang Wakil Ketua MPR, pernah menjadi menteri, jadi tentang kebangsaan kenegaraan ya beliau memang sangat concern," tuturnya.

Pertemuan Koalisi

Sebelumnya, pada Kamis (26/8), Jokowi mengumpulkan para ketua umum parpol koalisi. Ada tujuh ketum parpol yang bertemu dengan Jokowi. Berikut daftarnya:

- Megawati Soekarnoputri dan Hasto Kristiyanto (PDIP)
- Surya Paloh dan Johnny G Plate (NasDem)
- Prabowo Subianto dan Ahmad Muzani (Gerindra)
- Airlangga Hartarto dan Lodewijk Freidrich Paulus (Golkar)
- Muhaimin Iskandar dan Hasanuddin Wahid (PKB)
- Suharso Monoarfa dan Arwani Thomafi (PPP)
- Zulkifli Hasan dan Eddy Soeparno (PAN)

Ada lima topik pembicaraan yang disampaikan Presiden Jokowi kepada para ketum-sekjen parpol, yaitu:

1. Perkembangan dan evaluasi penanganan COVID. Jokowi menjabarkan capaian-capaian, tantangan-tantangan, dan benchmark-benchmark yang dilakukan pemerintah.

2. Perekonomian nasional. Jokowi menjabarkan capaian-capaian dan tantangan-tantangan ekonomi nasional.

3. Strategi ekonomi dan bisnis Negara. Jokowi meminta dukungan untuk berpindah dari ekonomi konsumtif ke ekonomi produktif, khususnya sektor pertambangan, pertanian, dan ekonomi hijau.

4. Ketatanegaraan, otonomi daerah, dan sistem pemerintahan. Jokowi menjabarkan perlunya evaluasi sistem otonomi daerah dan perundangan yang saat ini dirasa menyulitkan dalam hal mengambil keputusan di situasi kritis.

5. Soal ibu kota baru. Jokowi menjabarkan perlunya ibu kota negara baru. Namun pemindahan perlu dilakukan dengan legislasi primer yang memadai.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads