.webp)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara tentang kebutuhan mendesak terhadap pemimpin generasi baru untuk menyelesaikan masalah perkotaan di masa depan. Dia mengatakan permasalahan lingkungan dan lainnya perlu diatasi mulai dari perkotaan.
Hal itu disampaikan Anies dalam acara Kongres Nasional II KA KAMMI yang disiarkan virtual, Sabtu (28/8/2021). Dia awalnya mengatakan permasalahan besar yang dihadapi masyarakat selama ini berasal dari perkotaan.
"Bagi kita di Pemprov DKI Jakarta, dalam kenyataannya, masalah-masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat banyak yang bermula dari perkotaan. Perkotaan ke depan akan menjadi lebih dominan," kata Anies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengatakan 70 persen manusia diproyeksikan bakal hidup di kota dalam 30 tahun ke depan. Menurutnya, keputusan yang diambil di perkotaan memiliki dampak yang besar bagi masyarakat.
"Di tahun 2009, lebih banyak penduduk Indonesia tinggal di kota daripada di desa. Diproyeksikan, pada 2050, 70 persen penduduk di dunia akan berada di perkotaan. Karena itulah pengelolaan keputusan-keputusan di perkotaan itu sangat besar dampaknya," ujarnya.
Anies Baswedan menyebut permasalahan besar yang dihadapi masyarakat perkotaan ialah masalah lingkungan hidup. Dia mengatakan kebutuhan pemimpin baru untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak.
"Bahkan kalau kita lihat masalah terbesar yang dihadapi manusia adalah masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup itu lebih tepatnya adalah masalah yang diciptakan oleh orang kota. Karena polusi itu terjadinya di perkotaan, kemudian kerusakan lingkungan itu mayoritas terjadinya di perkotaan dan dampaknya dirasakan seluruh dunia. Artinya, keseriusan untuk memasok pemimpin-pemimpin generasi baru untuk menyelesaikan persoalan terkait perkotaan adalah kebutuhan mendesak," tuturnya.
Anies mengatakan permasalahan di perkotaan tidak hanya dirasakan di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Banyak urusan di level nasional, kata Anies, yang eksekusinya berada di tingkat perkotaan.
"Ini dirasakan di seluruh dunia. Begitu banyak urusan di level nasional, eksekusinya adalah di level kota. Ini fakta yang sekarang dihadapi," tuturnya.
(haf/haf)
