Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di 140 rumah sakit rujukan COVID-19 di Ibu Kota semakin melandai. Sejauh ini, keterisian tempat tidur isolasi di RS COVID-19 DKI sebesar 19 persen.
Dinkes DKI meminta rumah sakit tetap bersiaga jika sewaktu-waktu kasus Corona kembali melonjak.
"Saat ini keterpakaian isolasi sudah 19 persen. Alhamdulillah kita sudah mulai melandai walaupun tetap waspada. Rumah Sakit tetap harus menyiapkan ruang COVID-nya bila sewaktu-waktu terjadi kenaikan kasus segera switch ke arah COVID lagi," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Weningtyas Purnomorini dalam diskusi virtual, Kamis (26/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Weningtyas memerinci, dari 8.625 tempat tidur isolasi yang tersedia, sebanyak 1.632 terisi pasien COVID-19. Sedangkan untuk tempat tidur ICU, keterisiannya kini 39%.
"Kemudian ICU 39 persen dengan pasien ICU 536 dan tempat tidur ICU 1.390," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jakarta resmi turun dari level 4 menjadi level 3. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menyampaikan ada penurunan keterisian tempat tidur di RS rujukan COVID-19 di wilayah DKI.
"Itu sudah ada ukurannya kan, misalnya bed occupancy rate-nya. Misalnya tentang mobilitas, tentang kasus baru. Jadi sudah ada kriterianya dan dari situ bisa kita lihat dengan objektif," kata Anies di Ruang Pola Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (25/8/2021).
Anies kemudian menjelaskan keterisian tempat tidur isolasi di Jakarta kini sebesar 22 persen. Dia mengklaim angka ini terus menurun.
Bahkan, Anies menyebut sepertiga pasien COVID-19 yang dirawat di RS rujukan DKI Jakarta diisi oleh warga non-DKI.
"Kalau BOR Jakarta 22 persen dan seperempat sampai sepertiga dari yang dirawat di Jakarta adalah warga luar Jakarta. Jadi warga Jakarta-nya sendiri sudah di bawah 22 persen," tutur Anies.