Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan syarat yang harus dipenuhi agar Indonesia mampu mencapai herd immunity (kekebalan) Corona saat rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR RI. IDI menyebut herd immunity di Indonesia akan bergantung pada tingkat efikasi vaksin dan jumlah orang yang tervaksin.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum IDI, Slamet Budiarto. Dia menyebut herd immunity pada dasarnya bisa tercapai oleh dua kondisi di tengah pandemi.
"Herd Immunity bisa dilakukan secara infeksi alamiah dengan risiko adalah kematian yang banyak atau angka morbiditas yang tinggi, kemudian dengan vaksin. Nah untuk mencapai herd immunity dengan vaksin itu dipengaruhi oleh efikasi vaksin dan jumlah penduduk yang sudah divaksin lengkap, dua ini menentukan terjadinya herd immunity," kata Slamet saat rapat bersama Komisi IX DPR, di gedung DPR RI, Rabu (25/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet lalu memaparkan syarat tercapainya herd immunity dengan vaksinasi berdasarkan jurnal internasional. Dia menyebut kondisi efikasi vaksin bergantung pada populasi warga yang disuntikkan jika ingin tercapai herd immunity.
"Ini jurnal yang dikeluarkan Australia bahwa vaksin dengan efikasi 90 persen itu untuk mencapai herd immunity itu minimal adalah 63 persen, kalau efikasi vaksinnya 90 persen minimal adalah 66 persen, kalau 80 persen minimal adalah 70 persen populasi harus tervaksin, kalau 70 persen adalah 86 persen populasi harus tervaksin, sampai kalau 50 persen tidak akan tercapai herd immunity," ucapnya.
Slamet lantas menyebut mayoritas vaksin yang ada di Indonesia saat ini adalah vaksin Sinovac dengan efikasi sekitar 70 persen. Dengan demikian, Slamet menyebut, agar Indonesia mencapai herd immunity, 86 persen warga harus mendapatkan vaksinasi lengkap.
"Kami usulkan betul betul mengkaji analisis mendalam terkait dengan target kita kan 208 juta, jadi ada mungkin planning kedua apabila sampai 208 juta tidak terjadi herd immunity berarti diperluas, artinya ketersediaan vaksin harus diperbanyak. Sementara vaksin Sinovac 70 persen jadi 86 persen jumlah penduduk harus dilakukan vaksinasi," ujarnya.
Lebih lanjut, Slamet menyebut ketersediaan vaksin di Indonesia sudah luar biasa. Dengan kecepatan vaksinasi seminggu terakhir ini, Slamet memperkirakan herd immunity mungkin bisa tercapai di Indonesia pada akhir tahun 2021.
"Ketersediaan vaksin sudah bagus, ketersediaan vaksin minggu ini sudah luar biasa. Saya hitungnya vaksin kedua, karena dari 208 juta itu yang dihitung, vaksin kedua jadi sekitar 594.774 per hari, kalau ini andaikan saja 600 ribu per hari maka butuh 7-8 bulan untuk terjadi herd immunity," jelasnya
"Sesuai analisis kami vaksin dalam 6-12 bulan harus dilakukan booster, sehingga harus diantisipasi apabila kecepatan vaksin nggak tercapai, tapi seminggu ini kalau dilihat di akhir tahun bisa tercapai itu apresiasi untuk Kemenkes, tapi kami usul ada skenario kedua apabila tidak tercapai sehingga Januari, Februari, Maret , April harus di-booster karena antibodi sudah turun," lanjut dia.
(maa/tor)