Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyiapkan regulasi untuk bisa memberikan vaksinasi Corona ke WNA di Jakarta supaya pengungsi WNA di Jakarta juga bisa divaksinasi Corona. Hal itu ditentang oleh anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Jhonny Simanjuntak.
Jhonny memahami bahwa COVID-19 memang dapat menyerang siapa saja. Tapi, jika vaksin Corona di Indonesia, khususnya di Jakarta buru-buru diberikan ka para pengungsi WNA, dia tak setuju.
"Tapi yang menjadi persoalan kan apakah vaksin ini sudah mencukupi? Kita coba dulu lah yang skala prioritas dulu, sekala prioritas itu siapa. Kita mainkan lah dulu untuk warga negara Indonesia," kata Jhonny kepada wartawan, Rabu (25/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut pasokan vaksin di Indonesia masih terbatas. Menurutnya, meskipun DKI Jakarta tingkat vaksinasinya sudah tinggi, masih banyak daerah lain yang membutuhkan pasokan yang banyak.
"Banyak juga daerah-daerah yang masih sangat membutuhkan vaksin, kenapa Jakarta selama ini bisa langsung banyak? Kan karena diprioritaskan oleh pusat," ucapnya.
"Nah, oleh karena saya pikir, biarkan saja dulu warga negara kita aja dulu. Karena kawan-kawan kita yang tinggal di Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, dan sebagainya, mereka sendiri belum lengkap. Jangan kan itu, Jakarta aja untuk vaksin kedua aja masih jauh di bawah vaksin pertama," tambahnya.
Simak juga video 'Harapan Pfizer Usai Vaksin Covid-19 Buatannya Dapat Izin Penuh FDA':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dia menilai lebih penting diprioritaskan agar semua warga DKI Jakarta dapat segera divaksin. Sebab, mobilitas warga Jakarta akan lebih tinggi daripada WNA di pengungsian.
"Biar bagaimanapun, warga negara kita pasti mobilitasnya lebih cepat, lebih banyak keluar. Kalau warga negara asing kan masih bisa kita atur, apalagi para pengungsi. Nanti aja kalau kita sudah oke semua, baru kita mainkan kepada mereka," ujarnya.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyiapkan regulasi untuk bisa memberikan vaksinasi Corona ke WNA di Jakarta. Pengungsi WNA di Jakarta juga bisa divaksinasi Corona.
"Sedang dalam proses finalisasi. Nanti, begitu final, kami akan umumkan. Tapi betul kami mengikhtiarkan untuk bisa memberikan vaksin kepada semua, baik yang berstatus sebagai tenaga kerja maupun yang berstatus sebagai pengungsi. Kami akan umumkan sesudah final. Tapi insyaallah tidak lama lagi akan ada finalisasinya sehingga mereka bisa tervaksin juga," kata Anies kepada wartawan, Selasa (24/8).
Anies menerangkan, hal itu saat membuka vaksinasi untuk warga negara asing (WNA) di Balai Kota DKI Jakarta, yang bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Anies menceritakan, dalam program vaksin gotong royong itu, ada WNA asal Afrika yang sudah setahun belum kembali ke negaranya.
"Jadi tadi saya ngobrol dengan beberapa, mendengar dari tempat kerja, kolega, dan mereka datang ke sini. Bahkan ada yang dari Afrika tadi itu, baru pertama kali ke Indonesia, datang di bulan Maret, persis saat pandemi melonjak dan sesudah itu ia tidak bisa pulang ke negaranya. Jadi sejak Maret, dia sampai sekarang di Indonesia tidak bisa bepergian, tidak bisa pulang, dan dapat vaksin hari ini. Mudah-mudahan jadi sarana untuk pulang ketemu keluarganya lagi setelah satu tahun menunggu," kata Anies.
Vaksin gotong royong ini berbayar Rp 700 ribu dengan vaksin yang digunakan Sinopharm. Anies mengatakan sudah ada 356 WNA yang mendaftar program ini dari target 1.000 orang.
"Jumlah ekspat di Jakarta itu cukup banyak. Sebagian dari mereka memang sudah mendapatkan dari kedutaan masing-masing. Nah ini adalah mereka yang harus mendapatkannya sendiri, difasilitasi lewat Kadin, program vaksin gotong royong, ini berbayar, jumlahnya, nilainya Rp 700 ribu. Berbeda dengan vaksin lain yang Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer yang disiapkan secara gratis oleh pemerintah. Yang ini berbayar Rp 700 ribu, jenis vaksinnya adalah Sinopharm," kata Anies.