Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyiapkan regulasi untuk bisa memberikan vaksinasi Corona ke WNA di Jakarta. Pengungsi WNA di Jakarta juga bisa divaksinasi Corona.
"Sedang dalam proses finalisasi. Nanti, begitu final, kami akan umumkan. Tapi betul kami mengikhtiarkan untuk bisa memberikan vaksin kepada semua, baik yang berstatus sebagai tenaga kerja maupun yang berstatus sebagai pengungsi. Kami akan umumkan sesudah final. Tapi insyaallah tidak lama lagi akan ada finalisasinya sehingga mereka bisa tervaksin juga," kata Anies kepada wartawan, Selasa (24/8/2021).
Anies menerangkan hal itu saat membuka vaksinasi untuk warga negara asing (WNA) di Balai Kota DKI Jakarta, yang bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Anies menceritakan, dalam program vaksin gotong royong itu, ada WNA asal Afrika yang sudah setahun belum kembali ke negaranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tadi saya ngobrol dengan beberapa, mendengar dari tempat kerja, kolega, dan mereka datang ke sini. Bahkan ada yang dari Afrika tadi itu, baru pertama kali ke Indonesia, datang di bulan Maret, persis saat pandemi melonjak dan sesudah itu ia tidak bisa pulang ke negaranya. Jadi sejak Maret, dia sampai sekarang di Indonesia tidak bisa bepergian, tidak bisa pulang, dan dapat vaksin hari ini. Mudah-mudahan jadi sarana untuk pulang ketemu keluarganya lagi setelah satu tahun menunggu," kata Anies.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid memaparkan program vaksin gotong royong untuk WNA di Balai Kota dibuka melalui perusahaan. Program ini digelar sebagai bentuk kontribusi dari perusahaan yang meringankan biaya pemerintah.
"Jadinya semuanya prosesnya lewat perusahaan. Jadi bukan individu, karena itu dibayarkan oleh perusahaan. Dengan demikian, ini tetap perusahaannya melaksanakan pembelian yang difasilitasi Kadin. Jadi Kadin memfasilitasi, lalu Kadin membeli untuk ekspat, jadi karena ini vaksin gotong royong," tutur Arsjad.
Kembali ke Anies, vaksin gotong royong ini berbayar Rp 700 ribu dengan vaksin yang digunakan Sinopharm. Anies mengatakan sudah ada 356 WNA yang mendaftar program ini dari target 1.000 orang.
"Jumlah ekspat di Jakarta itu cukup banyak. Sebagian dari mereka memang sudah mendapatkan dari kedutaan masing-masing. Nah ini adalah mereka yang harus mendapatkannya sendiri, difasilitasi lewat Kadin, program vaksin gotong royong, ini berbayar, jumlahnya, nilainya Rp 700 ribu. Berbeda dengan vaksin lain yang Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer yang disiapkan secara gratis oleh pemerintah. Yang ini berbayar Rp 700 ribu, jenis vaksinnya adalah Sinopharm," kata Anies.
(idn/imk)