Mentan Paparkan Kriteria Penting yang Harus Dimiliki Petani Milenial

Mentan Paparkan Kriteria Penting yang Harus Dimiliki Petani Milenial

Inkana Putri - detikNews
Selasa, 24 Agu 2021 23:40 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri kuliah umum di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor.
Foto: Dok. Kementan
Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri kuliah umum di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor. Dalam kesempatan ini, Syahrul mengajak mahasiswa untuk menggali potensi sektor pertanian dalam membangun Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam besar yang dapat menjadi kekuatan utama pembangunan Indonesia di masa depan.

"Kalau kita mau membangun bangsa ini, (sektor) yang paling siap adalah pertanian. Sumber dayanya sudah ada. Tapi semuanya harus dikejar lebih cepat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/8/2021).

Syahrul juga menyebutkan era digital saat ini semakin mendorong percepatan pembangunan pertanian Indonesia. Untuk itu, ia meyakini sektor pertanian dapat lebih maju dibandingkan era sebelumnya

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita bisa lihat bahwa hari ini kita semua bisa bertemu di sini dari berbagai tempat secara virtual. Ini menunjukkan bahwa ada perubahan era. Di era ini, pertanian kita bisa lebih baik dibandingkan era-era sebelumnya karena semua sudah terfasilitasi secara digital," katanya.

Dalam rangka memajukan sektor pertanian, Syahrul meminta generasi milenial untuk meninggalkan pola pikir lama dalam bertani.

ADVERTISEMENT

"Paradigma yang lalu sudah selesai. Kalau kita tidak mengubah cara yang lama, kita akan tertinggal dan mati," tambah Syahrul.

Untuk sukses di pertanian, ungka Syahrul, petani milenial perlu memiliki sejumlah kriteria. Pertama, petani milenial harus terkoneksi, baik dengan alam, manusia, dan ilmu pengetahuan.

"Seperti saat kita menggiatkan ekspor, maka kita harus terkoneksi dengan pasar internasional dan berani berinteraksi dengan negara lain," paparnya.

Kedua, petani milenial harus mampu berkompetisi sehat. Untuk menciptakan persaingan yang baik, sesama petani tidak boleh saling sikut dan menjatuhkan.

Selanjutnya, petani milenial juga perlu kritis dan berkomitmen tinggi. Tak hanya itu, semangat juga menjadi modal besar yang perlu dimiliki. Terlebih saat ini fasilitas teknologi dan inovasi terbaru telah tersedia.

"Dengan teknologi digital, kita bisa mendapatkan banyak informasi. Kita cukup memiliki kemauan dan semangat," katanya.

Syahrul juga meminta generasi milenial untuk tidak ragu terjun ke sektor pertanian. Sebab, kini bertani menjadi lebih mudah dan efisien dengan pemanfaatan teknologi digital.

"Bertani sekarang bisa dengan gadget, robot construction, dan artificial intelligence. Dengan peralatan modern, bertani bisa dilakukan secara otomatis," jelasnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi berharap para mahasiswa Polbangtan dapat menjadi petani milenial. Dengan demikian, sektor pertanian di Indonesia dapat terus berkembang.

"Kita harapkan para mahasiswa Polbangtan bisa menjadi job creator, yaitu pengusaha petani milenial. Teman-teman harus bisa merekrut orang-orang sekitar untuk bersama-sama berkiprah di sektor pertanian," pungkas Dedi.

Sebagai informasi, kuliah umum dihadiri sekitar 6.000 mahasiswa Polbangtan di seluruh Indonesia dan Duta Petani Milenial melalui zoom meeting dan live streaming.

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads