Massa pencari suaka Afghanistan yang menggelar demonstrasi di kantor UNHCR, Menteng, Jakarta Pusat, telah bubar. Situasi di Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kini lengang dan bisa dilewati kendaraan bermotor.
Pantauan detikcom di lokasi, polisi berupaya membubarkan massa sejak pukul 16.00 WIB. Perlahan, massa dipukul mundur oleh aparat hingga radius 50 meter dari gedung UNHCR.
Massa sempat berhamburan ke gang kecil atau kawasan pemukiman warga yang berada di samping gedung UNHCR. Namun, polisi tetap mengejar massa yang mencoba kabur ke lokasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hey kamu mau ke mana? Bubar, bubar semuanya!" kata polisi saat membubarkan massa.
Akhirnya, massa diarahkan menuju parkiran bus yang berada di seberang gedung Balai Kota DKI Jakarta. Sesampai di lokasi, polisi meminta massa masuk ke lima bus yang telah disediakan.
Sejauh ini, situasi di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, sudah lengang. Tak lama setelah massa bubar, satu unit water cannon Polres Metro Jakarta Pusat menyemprotkan cairan disinfektan di area sekitar gedung UNHCR, Jakarta Pusat.
Sebagaimana diketahui, pencari suaka WN Afghanistan menggelar aksi di depan kantor UNHCR, Jakarta Pusat. Mereka menuntut terkait kejelasan nasib mereka di Indonesia untuk bisa dipindahkan ke permukiman permanen di negara ketiga sebagai pengungsi.
Dalam keterangan tertulis, Hakmat salah seorang pengungsi dari Afghanistan mengaku sudah tinggal di Jakarta sejak 2013. Dia mengatakan beberapa keluarga dan kerabatnya sudah kembali ke Afghanistan.
"Selama beberapa minggu terakhir saya benar-benar khawatir tentang keselamatan dan kesejahteraan keluarga saya. Mereka berada dalam bahaya langsung," kata Hakmat.
Hakmat mengaku khawatir terhadap keluarganya, terlebih Taliban saat ini sudah menduduki pemerintahan. Hakmat menuturkan aksi demo yang digelar ini untuk mendesak UNHCR dan negara-negara lain akan kejelasan nasib mereka.
Hakmat menyebut dia dan para pendemo lainnya sadar Indonesia saat ini masih dalam masa pandemi COVID-19 dan tidak mengizinkan adanya kerumunan dan aksi demonstrasi. Namun, lanjut dia, pilihan ini terpaksa diambil demi kejelasan nasib mereka.
(mae/mae)