Satpol PP Makassar terlibat kericuhan dengan pedagang warung coto saat penertiban pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Wali Kota Makassar Ramdhan 'Danny' Pomanto meminta Satpol PP lebih humanis dalam bertindak.
"Kepada Satpol PP (Makassar) agar lebih humanis ya, sekali lagi lebih humanis, dibutuhkan kesabaran dan hal-hal yang lebih persuasif dan edukatif," kata Danny Pomanto ketika ditemui di Jalan Amirullah Makassar, Selasa (24/8/2021).
Danny menyebut menjadi seorang Satpol PP Makassar cukup sulit, selain dituntut sabar. Ia juga diminta untuk sabar dan tidak mudah marah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini yang sulit, memang perintah kesabaran, supaya lebih sabar, lebih merangkul dan lebih edukatif," jelasnya.
Menurut Danny, keributan antara Satpol PP dan pemilik warung coto di Makassar lebih kepada emosional semata. Olehnya itu, ia akan segera mengumpulkan petugas Satpol PP untuk memberi edukasi dan pemahaman.
"Jadi insyaallah memang kalau saya lihat sebenarnya lebih kepada emosional tempat usaha, tapi saya akan terus memberi pengarahan," terangnya.
"Insyaallah saya akan minta ketemu kepada semua Satpol PP di Kota Makassar, untuk saya sendiri akan memberikan penekanan dan perintah," tambahnya.
Sebelumnya, Keributan antara Satgas Pengurai Kerumunan (Raika) dan pemilik usaha warung makanan coto di Kota Makassar, Sulsel, terjadi saat petugas tengah melakukan operasi razia terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Peristiwa ini terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, di mana saat itu tim mendapati warung makan tersebut masih beroperasi dan terdapat banyak pengunjung di dalamnya, meski telah melewati batas operasi yang ditentukan pemerintah Kota Makassar, yakni hingga pukul 22.00 Wita.
Pelanggaran ini diketahui sudah yang ketiga kalinya dan saat tim akan mengambil tindakan tegas berupa penutupan tempat usaha, pemiliknya tidak terima dan keberatan.
(nvl/nvl)