Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak generasi muda untuk membangun ideologi dan nasionalisme. Pasalnya, seiring perkembangan zaman, tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara semakin dinamis dan kompleks.
Di satu sisi, modernitas dan kemajuan teknologi menawarkan berbagai kemudahan dan efisiensi di segala bidang kehidupan. Namun di sisi lain, hal ini juga menghadirkan tantangan kebangsaan di antaranya melemahnya rasa toleransi dalam keberagaman, demoralisasi generasi muda bangsa, dan memudarnya identitas dan karakteristik bangsa.
"Dalam kaitan ini, generasi muda bangsa khususnya mahasiswa dituntut agar mampu membangun benteng ideologi bagi diri pribadi dan lingkungannya. Baik lingkungan keluarga, lingkungan akademis, maupun lingkungan sosial," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (23/8/2021)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Negeri Surabaya hari ini, secara virtual Ketua DPR RI ke-20 ini menyampaikan pentingnya kesadaran untuk mengangkat tema terkait ideologi dan nasionalisme kepada generasi muda bangsa.
Merujuk Teori Generasi yang dikemukakan Graeme Codrington dan Sue Grant-Marshall, generasi Z merupakan generasi yang terlahir pada periode 1996-2010 dan biasa disebut sebagai generasi internet atau i-generation. Tak heran jika generasi ini berpotensi lebih mudah beradaptasi terhadap globalisasi.
"Karena DNA generasi ini sudah dibekali dengan literasi teknologi, maka adaptasi dan inovasi akan menjadi aspek yang sangat potensial untuk dikembangkan. Di sisi lain, kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi yang sedemikian pesat dan hampir tanpa sekat dan filtrasi yang hadir melalui arus globalisasi, juga berpotensi mengakibatkan tersisihkannya nilai-nilai kearifan lokal dan jati diri bangsa," katanya.
"Di sinilah pentingnya menghadirkan penguatan ideologi dan semangat nasionalisme bagi generasi muda bangsa. Tujuannya, agar tidak menjadi generasi yang cerdas dan terampil, tetapi miskin karakter, dan tercerabut dari akar budaya bangsanya sendiri," jelasnya.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan penanaman wawasan kebangsaan menjadi hal penting. Sebab, generasi muda bangsa merupakan sumber daya manusia yang akan menjadi tumpuan dinamisator dan generator bagi pembangunan nasional. Menurutnya, tangan generasi muda lah yang akan menentukan wajah peradaban dan gambaran masa depan bangsa dan negara.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menambahkan peran serta dalam penguatan ideologi bangsa adalah wujud pengabdian yang bernilai sakral dan fundamental. Adapun hal ini juga sebagai manifestasi Tri Dharma perguruan tinggi yang salah satunya mengamanatkan pengabdian kepada masyarakat.
Meski demikian, penguatan ideologi dan semangat nasionalisme tidak dapat dilakukan secara instan, dan membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
"Dalam konsepsi pembangunan nasional, generasi muda adalah aset, potensi, dan investasi penting bagi bangsa dan negara untuk melangkah ke depan menuju kemajuan peradaban. Karenanya, saya menyampaikan apresiasi kepada UNESA, yang tetap konsisten menghadirkan nilai-nilai dan wawasan kebangsaan dalam setiap penyelenggaraan aktivitas di kampus," pungkasnya.
(mul/ega)