Bicara Indonesia Emas 2045, AHY Banggakan Era SBY

Eva Safitri - detikNews
Senin, 23 Agu 2021 17:14 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono (Foto: Partai Demokrat)
Jakarta -

Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimuti Yudhoyono (AHY) memaparkan keberhasilan negara tetangga, yakni Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang bangkit dalam waktu cepat dari keterpurukan. AHY lantas menantang apakah Indonesia mampu mengikuti jejak kedua negara tersebut.

"Amerika Serikat, yang merdeka pada tahun 1776. Sejak berakhirnya Perang Dingin, negara tersebut secara de facto menjadi the only superpower in the world, seolah paling hebat segalanya di dunia, baik pengaruh politiknya, militernya, ekonominya, teknologinya, maupun peradabannya," kata AHY, dalam pidato kebangsaannya, Senin (23/8/2021).

"Ternyata pada usianya yang ke-100, Amerika Serikat masih sangat jauh dari definisi dan bayangan negara hebat dan berkeadaban. Pada tahun 1876, Amerika Serikat masih berada pada masa rekonstruksi bangsa, setelah empat tahun lamanya terjadi. Perang Saudara, 'Civil War', pertumpahan darah terbesar sepanjang sejarah mereka, yang telah memporak-porandakan tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara," lanjut AHY.

AHY lalu memaparkan keberhasilan Korea Selatan yang sudah maju dalam usia 50 tahun setelah merdeka. Dia menyebut sampai saat ini Korea Selatan memiliki visi lintas generasi yang sama.

"Kedua, Korea Selatan, yang porak-poranda akibat Perang Saudara, antara tahun 1950-1953. Hanya butuh waktu sekitar 50 tahun saja bagi Korea Selatan untuk menjelma menjadi negara maju dengan peradaban yang tinggi," ucapnya.

"Walaupun politik Korsel selalu dinamis tapi terlihat bahwa ada kesatuan dan kesamaan visi lintas generasi, yaitu menjadi bangsa unggul di dunia, visi seperti itulah yang mempersatukan dan menggerakkan serta membangun daya tahan bangsa secara keseluruhan, mereka tahu persis hard power saja tidak akan membawa mereka jauh ke depan, mereka tahu persis investasi terbesar harus terkait dengan pengembangan SDM," imbuhnya.

Tidak hanya hard power, menurut AHY, Korea Selatan juga maju dalam aspek lain. Salah satunya terkait budaya yang dikenal secara global.

"Bangsa itu juga mengekspor berbagai keunikan tradisi dan budayanya,kita tidak asing dengan produk Korsel, mulai dari handphone, kulkas, mesin cuci, kendaraan hingga masalah khasnya. Generasi milenial tidak selalu hafal siapa presiden Korsel saat ini tapi hampir pasti mereka adalah fans dari Blackpink, BTS, dan grup K-pop lainnya. Dengan demikian, Korsel tidak maju dari aspek hard power, tapi juga pemenang global dalam aspek soft power," ujarnya.

Dia lantas menantang apakah Indonesia mampu membuat lompatan besar 24 tahun ke depan. Apalagi Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2045.

"Lalu bagaimana dengan Indonesia, mampukah kita melakukan lompatan besar seperti Korea tadi, mampukah kita dalam kurun waktu 24 tahun ke depan mengejar ketertinggalan kita dari bangsa maju di dunia, dan kemudian mewujudkan Indonesia emas 2045," ucapnya.

AHY Banggakan Kepemimpinan SBY

AHY kemudian menyebut keberhasilan era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berhasil meningkatkan ekonomi secara signifikan 10 tahun usai masa krisis. Menurutnya, Indonesia saat itu dihormati dunia internasional.

"Di bawah kepemimpinan SBY tahun 2008 hanya 10 tahun setelah krisis multidimensi dan reformasi Indonesia masuk dalam club elit G-20 beranggotakan 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, ekonomi kita berhasil tumbuh secara signifikan dan Indonesia semakin dihormati di dunia internasional," ujarnya.

AHY mengatakan pencapaian itu tentu dicapai adanya pengorbanan dari seluruh pihak. Dia berharap hal yang sama terjadi saat ini agar Indonesia bangkit dari pandemi COVID-19.

"Semua fakta pencapaian itu tidak terjadi dengan sendirinya, di balik itu semua ada kerja keras dan pengorbanan bersama never take anything for granted, ini saatnya kita sebagai bangsa kembali membuktikan bahwa dengan daya tahan bangsa kita bisa survive dan bangkit dari krisis pandemi COVID-19," tutur AHY.

Lihat Video: AHY: Sejak Awal Pandemi, Kita Tak Pernah Salahkan Negara







(eva/tor)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork