Komisi I DPR Minta RI Tak Tergesa-gesa Tentukan Sikap ke Taliban

Komisi I DPR Minta RI Tak Tergesa-gesa Tentukan Sikap ke Taliban

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Minggu, 22 Agu 2021 08:52 WIB
Partai Golkar menggelar diskusi bertemakan Bersatu Melawan Corona yang digelar di Little League, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/3/2020). Diskusi dihadiri (kiri ke kanan) Satgas Waspada & Siaga Corona DR Erlina Burhan, Direktur Eksekutif CSIS Phillip J Vermonte, Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid, dan Deputi V BIN Mayjen TNI Afini Boer.
Meutya Hafid (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mempertimbangkan banyak hal sebelum RI menentukan sikap terhadap Taliban yang saat ini berkuasa di Afghanistan. Memutuskan sikap politik, kata Meutya perlu waktu dan kematangan diplomasi.

"Kemlu perlu mengambil waktu dan berfikir matang-matang terkait dinamika di Afghanistan, sebelum memutuskan apapun di luar hal hal kemanusiaan," kata Meutya kepada wartawan, Sabtu (21/8/2021).

Meutya mengatakan butuh kematangan diplomasi mengenai sikap RI terhadap Afghanistan yang dikuasi Taliban. Komisi I meminta Kemlu mempertimbangkan berbagai aspek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, keputusan politik terkait posisi di Afghanistan perlu waktu dan kematangan diplomasi. prinsipnya komisi 1 meminta Kemlu menimbang berbagai aspek terlebih dahulu


Golkar Minta RI Tak Tergesa-gesa Akui Taliban

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Golkar, Dave Laksono meminta pemerintah tak tergesa-gesa untuk mengakui Taliban. Sebab pemerintahan Afghanistan sebelumnya masih ada.

ADVERTISEMENT

"Sebaiknya menunggu dulu, jangan tergesa-gesa mengakui, dikarenakan pemerintah sebelumnya masih ada. Walaupun defacto sudah tidak berkuasa," kata Dave saat dihubungi terpisah.

Selain itu, Dave juga merespons langkah Kemlu dan TNI AU yang mengevakuasi WNI yang ada di Afghanistan. Dave menyebut evakuasi perlu dilakukan karena masalah keamanan di Afghanistan.

"Tentunya ini sudah direncanakan sejak awal tentara AS menarik mundur, mengingat betapa rapuhnya keamanan dan pemerintah Afghanistan sebelumnya," jelasnya.

Menurut Dave, Kemlu sengaja tak melibatkan pemberitaan saat melakukan perencanaan evakuasi. Sebab situasi yang tidak kondusif di Afghanistan usai Taliban berkuasa.

"Dan dilakukan tanpa melibatkan pemberitaan dikarenakan situasi yang bahaya di sana," tutur Dave.

Simak Kemlu RI terkait situasi di Afghanistan pada halaman selanjutnya.

Respons Kemlu soal Situasi di Afghanistan

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia berharap agar perdamaian dan stabilitas di Afghanistan dapat tercipta. Indonesia berharap kaum perempuan di Afghanistan dihormati hak-haknya.

"Sebagai penutup, dapat saya sampaikan bahwa Indonesia terus berharap agar perdamaian dan stabilitas dapat tercipta di Afghanistan," kata Retno dalam konferensi persnya di akun YouTube MoFA Indonesia, Sabtu (21/8/2021).

Retno mewakili Indonesia berharap agar Afghanistan bisa bebas konflik melalui 'Afghan-Led' dan 'Afghan-Owned'. Hal itu, menurutnya, demi kebaikan rakyat Afghanistan.

"Indonesia juga berharap agar kaum perempuan Afghanistan dihormati hak-haknya. Dan Indonesia terus berkomitmen untuk membantu menciptakan perdamaian di Afghanistan, terutama melalui kerja sama pemberdayaan perempuan," katanya.

Halaman 2 dari 2
(lir/eva)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads