Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan memprediksi kemenangan Taliban di Afghanistan tidak akan berdampak secara langsung untuk Indonesia. Farhan memendam kecemasan terkait situasi di Afghanistan.
Farhan mengaku sempat mengunjungi ibu kota Afghanistan, Kabul, beberapa tahun lalu. Di sana, dia merasakan tidak adanya rasa persatuan bangsa.
"Afghanistan adalah negara yang hancur karena perang saudara sejak 1972. Bahkan, sewaktu saya berkunjung ke Kabul pada 2012, kita bisa merasakan tidak adanya rasa persatuan bangsa di sana," kata Farhan kepada wartawan, Selasa (17/8/2021).
Karena itu, menurut Farhan, kemenangan Taliban bukan karena mereka berhasil menaklukkan tentara di sana. Tetapi karena Taliban berhasil mencuri simpati masyarakat Afghanistan, yang diyakini merindukan persatuan.
"Jadi, masuknya Taliban dan kembali berkuasa bukan karena mereka menaklukkan para war lords atau pasukan pemerintah yang dilatih AS dan kawan-kawan, tapi menawarkan persatuan di bawah paham mereka. Mungkin itu yang dirindukan rakyat Afghanistan, persatuan di bawah kepemimpinan dan ideologi yang solid," papar Farhan.
Lebih lanjut anggota DPR dari Fraksi NasDem itu menilai yang pertama harus dilakukan Taliban adalah melakukan rekonsiliasi tanpa pertumpahan darah. Taliban juga harus membuktikan bahwa mereka bisa menghadirkan pemerintahan yang adil.
"Jika Taliban memang ingin memperbaiki nasib bangsanya, hal pertama yang harus dilakukan adalah rekonsiliasi nasional tanpa pertumpahan darah karena balas dendam," terang Farhan.
"Rakyat Afghanistan harus mampu berdiri dan membela keinginannya sendiri, dan pastikan Taliban sebagai kelompok penguasa mampu memimpin dengan adil," imbuh dia.
Baca kekhawatiran Farhan di halaman berikutnya.
(zak/gbr)