Aplikasi PeduliLindungi dikritik karena dinilai menyulitkan pemerintah dan dunia usaha. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera aplikasi ini penting tapi juga perlu dioptimalkan.
"Aplikasi penting, tapi pastikan database-nya terjaga dan terkoneksi. Jadi bagus ada aplikasi PeduliLindungi," ujar Mardani, Sabtu (14/8/2021).
Mardani mengatakan perlu dipastikan semua data terkoneksi. Serta dapat dijadikan dasar untuk pengendalian COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Usahakan semua terkoneksi dengan data dan digunakan dengan basis artificial intelijen. Dan dijadikan dasar bagi pengendalian COVID-19," kata Mardani.
"Terus perbaiki database. Penting tinggal dioptimalkan," sambungnya.
Sebelumnya, cerita seorang warga tak bisa masuk mal karena tidak terdata di aplikasi PeduliLindungi meski sudah divaksinasi di luar negeri viral di media sosial. Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengkritik aplikasi PeduliLindungi yang, menurutnya, justru menyulitkan pemerintah sendiri.
"Selain belum efektif saat ini karena sistem database belum terintegrasi, kemudian juga cakupan vaksinasinya juga belum 50 persen, terbatas. Orang akses juga terbatas, masih menunggu antrean dan sebagainya," ujar Dicky Budiman kepada detikcom, Jumat (13/8).
"Ini (PeduliLindungi) akan menyulitkan pemerintah sendiri dan dunia usaha. Jadi niatnya betul untuk membatasi, tetapi itu bukan akar masalahnya," imbuhnya.
Menurut Dicky, masalah utamanya adalah 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment. Dicky mengatakan, jika 3T di Indonesia kuat, tidak perlu ada aplikasi semacam PeduliLindungi.
"Bukan hanya satu (kasus) saja, pasti banyak yang lain. Itu kan merugikan banyak pihak dan ini akan semakin banyak (masalah terkait integrasi data). Nanti terjadi di berbagai macam aktivitas," katanya.
Menurutnya, sertifikat vaksin yang ada di aplikasi PeduliLindungi tidak bisa jadi patokan tunggal seseorang untuk beraktivitas. Dia menekankan masih banyak orang yang belum divaksinasi sehingga upaya mencapai kekebalan komunal (herd immunity) belum tercapai.
"Orang yang divaksin itu juga tidak menjamin dia tidak menularkan virus kecuali dia juga dites. Jadi vaksin terus dites, nah itu baru bisa," sambungnya.
(dwia/dnu)