"Dua hal itu tidak lagi problematik sehingga tidak menarik didiskusikan," ucap Mughni kepada wartawan, Jumat (13/8/2021).
Mughni menyebut tema lomba harus punya makna signifikan agar tidak seperti tes wawasan kebangsaan KPK. Tema-tema lain, jelas Mughni jauh lebih penting dan menarik untuk bisa diangkat.
"Tema-tema korupsi, kerusakan moral, hedonisme, pragmatisme jauh lebih penting. Semoga komponen bangsa secara kolektif dan total harus bersama-sama memperkokoh Pancasila dan menghadapi ancaman mental dan moral yang menghancurkan bangsa. Tema-tema atau pertanyaan lomba harus punya makna signifikan agar tidak ada kesan sekelas dengan TWK di KPK," lanjut Mughni.
"Tema-tema kemanusiaan dan keadilan jauh lebih mendesak dieksplorasi," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, poster terkait informasi lomba ini disampaikan BPIP melalui akun Twitternya, Rabu (11/8/2021). Lomba ini diadakan untuk memperingati hari Santri Nasional.
#SalamPancasila
β Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (@BPIPRI) August 11, 2021
Halo #SobatPancasila dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021 Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar lomba: Kompetisi Penulisan Artikel Tingkat Nasional.
...#LombaPancasila#BulanPancasila2021#CeritaPancasila#BPIP pic.twitter.com/7Kpzs7GqYb
Ada dua tema yang diusung dalam lomba penulisan artikel ini, yakni 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' dan 'Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam'. Lomba ini berhadiah total Rp 50 juta.
Penjelasan BPIP
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) pun meluruskan maksud lomba artikel hari Santri yang ramai diprotes itu. Dia mengatakan lomba ini memang dikhususkan untuk hari Santri sehingga temanya pun disesuaikan.
"Khusus untuk hari Santri, BPIP memang membuat lomba-lomba yang dikhususkan untuk itu. Tapi BPIP juga akan membuat lomba-lomba untuk hari besar, seperti Natal, Waisak atau hari besar Galunggung, Kong Hu Chu," kata Romo Benny kepada wartawan, Jumat (13/8).
"Temanya kan memang khusus karena itu menyangkut santri kan. Kan nanti juga misalnya menurut Kristen gimana penghormatan bendera. Untuk agama Buddha, Konghucu, Hindu juga akan ada," lanjutnya.
Dia menegaskan tidak ada maksud membenturkan nilai agama dan nasionalisme sebagaimana narasi yang diviralkan. Menurutnya, tema itu dimaksudkan untuk memupuk rasa cinta pada Tanah Air.
"Nggak ada pembenturan itu. Nggak ada. Maksudnya ini memupuk cinta pada Tanah Air," ujarnya.
Lihat juga video 'Peringati 1 Tahun Lawan Covid-19, RSD Wisma Atlet Gelar Lomba':
(isa/fas)