Kondisi pandemi telah berlangsung selama kurang lebih 1,5 tahun di Tanah Air. Tak hanya bertempur dengan virus Corona, Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan ada pertempuran lain di tengah pandemi yakni untuk melawan hoax di tengah masyarakat.
Ketua Sub Bidang Komunikasi Publik Satgas COVID-19, Troy Pantouw mengatakan hoax bisa dilawan dengan menyampaikan komunikasi yang efektif dan kreatif di tengah masyarakat. Menurutnya, komunikasi yang efektif dan kreatif ini dapat diwujudkan dengan menentukan tujuan terlebih dahulu.
"Pertama, harus memiliki tujuan. Apa sih yang ingin kita capai dalam konteks komunikasi pandemi COVID-19?" kata Troy dalam Penyuluhan Protokol Kesehatan Kepada Pemuda Lintas Komunitas Bengkulu yang berlangsung secara virtual, Jumat (13/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan selama ini berbagai pihak terus berupaya untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat. Hasilnya, tampak ada penurunan tingkat penularan virus di berbagai daerah. Menurutnya, hasil ini tidak terjadi begitu saja. Akan tetapi ada unsur kesadaran masyarakat yang terus meningkat, terutama dalam menerapkan protokol kesehatan akibat komunikasi yang terus berjalan.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya tujuan yang jelas dari komunikasi yang disampaikan kepada masyarakat. Salah satu contohnya, komunikasi yang bertujuan agar masyarakat semakin patuh dan disiplin taat terhadap protokol kesehatan.
Selain menentukan tujuan yang jelas, komunikasi yang efektif menurutnya juga harus memiliki pesan kunci (key message). Ia menjelaskan pesan kunci adalah beberapa kalimat yang menggambarkan hal utama yang mau disampaikan.
"Jadi harus dapat dipercaya, ada unsur positivisme bukan malah menakut-nakuti, dan juga harus punya tujuan yang clear. Ini harus kuat dan mudah dipahami. Kalau memang di Provinsi Bengkulu ada satu bahasa daerah yang sering dipakai, pakailah itu supaya dapat diterjemahkan dalam format apapun," jelasnya.
Nantinya, pesan kunci ini bisa digunakan di berbagai media. Misal, terang Troy, jika masyarakat di Bengkulu banyak yang memakai Facebook maka pesannya bisa disampaikan di media tersebut.
"Kemudian, dari pesan kunci itu bisa diterjemahkan dalam bentuk key visual seperti gambar, ilustrasi, tulisan, atau video. Lalu memakai simbol-simbol," ucapnya.
Troy pun mengatakan komunikasi yang efektif bisa dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang menarik mengenai informasi seputar pandemi. Ia pun mencontohkan, di level pusat Satgas Penanganan COVID-19 memiliki program informasi tentang Perkembangan Penanganan COVID-19 dari Prof. Wiku Adisasmito.
"Di Bengkulu, silakan kalau misalnya dibuat tentang perkembangan penanganan COVID di Provinsi, atau malah di level desa dan sebagainya. Itu boleh. Tetapi dituangkan dengan cara yang menarik. Saya pikir akan membuat orang juga tertarik untuk mendengarkan dan melihat. Pada akhirnya, ini untuk melawan yang namanya hoax. Karena banyak sekali hoax berseliweran di antara kita," ungkapnya.
"Ada juga talkshow-talkshow yang bisa dilakukan, silakan kalau mau lakukan di level daerah bersama teman-teman pemuda. PPKM itu tidak berarti membatasi pergerakan untuk kita bisa berkreativitas, banyak sekali kreativitas yang bisa dilakukan," imbuhnya.
Melalui berbagai upaya tersebut, Troy pun mengajak agar para pemuda di Bengkulu bisa membuat kreativitas yang menarik dalam berbagai bentuk untuk menyebarluaskan pesan yang dapat meningkatkan kesadaran akan pandemi COVID-19.
Dalam kegiatan ini, Ketua Lintas Komunitas Pemuda Provinsi Bengkulu Feri Vandalis mengungkap kasus COVID-19 di Provinsi Bengkulu telah menurun drastis. Bahkan, diketahui hanya ada 1 Kabupaten yang masih berada di PPKM Level 4 yakni Bengkulu Utara. Sementara 8 kabupaten dan 1 kota lain di Provinsi Bengkulu sudah bisa menurun kondisinya ke PPKM Level 3.
Sebagai informasi, kegiatan ini juga dihadiri oleh Anggota Sub Bidang Tracing Bidang Penanganan Kesehatan STPC 19 Dr. Ajeng Tias Endarti.
(akn/ega)