Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan bahwa pencatatan data terkait kasus Corona, kematian, dan kesembuhan belum realtime. Masih ada daerah yang belum patuh menginput data kesembuhan dan kematian.
"Pencatatan yang dilakukan Saat ini belum bisa realtime kalau kita lihat. Verifikasi otomatis sudah mulai dilakukan. Pada saat sinkronasi dilakukan mulai ditemukan gap-gap data tadi," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah lewat kanal YouTube BNPB, Kamis (12/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkannya dengan kondisi yang ada di daerah. Ada beberapa daerah yang belum meng-update data kematian dan kesembuhan tetapi menginput kasus Corona.
"Ada beberapa daerah juga yang kepatuhan pengisian belum baik. Jadi mereka menginput kasus iya, update sembuh dan meninggal tidak dilakukan, jadi kesannya jumlah kasus aktif tidak berkurang-kurang," ujarnya.
Dia menilai kondisi inilah yang kemungkinan membuat kasus aktif setinggi sekarang.
"Jadi ini gambaran yang satu kita miliki, jangan-jangan jumlah kasus aktif kita tidak setinggi yang sekarang," tuturnya.
Satgas mendorong agar sinkronasi data ini bisa berjalan. Semata-mata agar gap data bisa semakin mengecil.
"Intinya kita mendorong bagaimana sinkronasi data pusat dan daerah bisa berjalan, bagaimana koordinasi Kemenkes dengan dinas kesehatan kabupaten/kota bisa berjalan agar gap-gap data ini semakin kecil," jelasnya.
(rdp/imk)