.webp)
Trotoar di depan Pasar Induk Kramat Jati dipenuhi oleh pedagang kaki lima (PKL). Masalah ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi mencari solusi.
"Segera saya koordinasikan," kata Wali Kota Jakarta Timur M Anwar kepada wartawan, Kamis (12/8/2021).
Belum jelas betul solusi apa yang akan diterapkan untuk mengatasi permasalahan klasik Ibu Kota tersebut. Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Syafrin Liputo menyatakan bakal bekerja sama dengan Satpol PP untuk mengatasi masalah trotoar yang diinvasi pedagang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya koordinasikan dengan Kasatpol PP," kata Syafrin.
Trotoar di Jl Raya Bogor depan Pasar Induk Kramat Jati dipenuhi PKL. Para pedagang menyatakan sudah lama berdagang di jalur pedestrian itu. Para pedagang kecil ini memilih berdagang di atas trotoar karena tidak punya cukup uang untuk menyewa kios.
"Jadi kan kalau orang mau beli tinggal minggir. Kalau kita nyari kios, nggak ada modal lagi," kata salah satu pedagang di lokasi, Mirna, Selasa (10/8).
Pedagang lain, Urip, menyatakan hal yang sama. Soal kemacetan, itu bukan karena PKL, melainkan lantaran lalu lintas yang memang padat. Para pedagang juga mengaku jarang melihat penertiban di kawasan ini.
"Jarang (penertiban). Ya kalau di sini kan macetnya karena banyak mobil-motor juga," kata Urip.
Pejalan kaki harus mengalah dengan keberadaan pedagang di trotoar. Pedestrian harus turun dari trotoar ke aspal bila hendak meneruskan langkah, lantaran ada PKL berjejer di atas trotoar.
Banyak kendaraan yang menepi mengganggu kelancaran lalu lintas Jl Raya Bogor, terutama di seberang Pasar Induk Kramat Jati, apalagi area ini juga bersinggungan dengan pintu masuk dan pintu keluar Pasar Induk.
(dnu/dnu)
