Polisi bergerak cepat menangkap preman yang memalak kafe selebritas kondang Ucok Baba di Depok, Jawa Barat. Adapun di sudut barat Jakarta, preman masih memalak pedagang kecil di kawasan Ceger, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Akankah polisi bergerak cepat juga menangani preman Ceger?
Sebagaimana diberitakan detikcom, kafe milik pelawak Ucok Baba di Jl Pala Bali, Pondok Terong, Depok, kena palak anggota ormas yang juga disebut sebagai preman. Nama preman tersebut adalah Idrus. Karyawan kafe Ucok Baba melaporkan aksi pemalakan itu ke Tim Jaguar Polresta Depok.
Tim Jaguar lantas menangkap Idrus dan kawan-kawannya saat mabuk-mabukan di pos ormas, 9 Agustus, pukul 22.30 WIB. Kerja Tim Jaguar Polresta Depok berhasil bikin aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana dengan Preman Ceger?
Ceger yang dimaksud adalah penanda lokasi, Jl Ceger Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Di lokasi ini, preman memalak pedagang-pedagang di pinggir jalan. Tak jauh berbeda dengan preman di Depok, preman di sini juga berasal dari ormas.
Masalah premanisme di Ceger, Pondok Aren, ini sudah dikeluhkan warga setempat sejak 14 Juni 2021, atas nama warga Jl Ceger Raya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangsel.
Disebut dalam surat viral itu, preman beraksi di sekitar Jl Ceger Raya, dari pertigaan Mitra 10 sampai Harmony Swalayan. Preman disebut sering minta uang ke pedagang kaki lima. Apabila tidak dikasih, preman akan merusak dan mengintimidasi. Preman juga dilaporkan mengambil barang dagangan tanpa membayar.
"Kami mohon supaya Bapak Kapolsek Pondok Aren jangan membiarkan keadaan ini berlarut-larut, karena warga selalu resah dengan adanya preman-preman itu yang bertindak sewenang-wenang," kata warga dalam surat itu.
Pada 19 Juli lalu, polisi menyebut telah menangkap satu preman yang memalak pedagang di lokasi. Aksi polisi ini merupakan tindak lanjut dari viralnya surat warga Pondok Aren di media sosial, berisi keluhan soal masalah preman minta jatah di kawasan Ceger ini.
Namun, pada 4 Agustus atau pekan lalu, pedagang di lokasi menyatakan premanisme masih terjadi meski dua bulan lalu polisi sudah menangkap seorang preman.
Para pedagang dimintai uang Rp 20 ribu, Rp 15 ribu, atau Rp 10 ribu. Para pedagang juga menunjukkan kuitansi pembayaran uang keamanan tersebut. Tidak ada cap dari institusi resmi pemerintah di kuitansi tersebut.
"Dia sih ngakunya dari XXX (menyebut nama ormas). Kayaknya terorganisir. Katanya sih buat keamanan, karena saya cuma di sini sampai sore. Saya kan nggak tahu. Kayaknya juga nggak pernah ada patroli kalau malam," ucap salah satu pedagang.
Aparat kepolisian meminta warga segera melaporkan premanisme itu. Polisi akan beraksi untuk menangani masalah maraknya aksi premanisme di kawasan tersebut.
"Dimohon kepada korban yang merasa dirugikan agar membuat laporan untuk tindak lanjutnya," ujar Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren Iptu Rony Setiawan saat dimintai konfirmasi, Kamis (5/8) pekan lalu.
Tonton juga Video: Izet, Preman yang Viral karena Palak Sopir Truk di Padang Dibekuk!