Cerita Mahasiswi Jadi Relawan Vaksinasi Merdeka demi Bisa ke Kampus Lagi

Cerita Mahasiswi Jadi Relawan Vaksinasi Merdeka demi Bisa ke Kampus Lagi

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 11 Agu 2021 23:00 WIB
Kegiatan Vaksinasi Merdeka di Muara Angke, Jakarta Utara
Kegiatan Vaksinasi Merdeka di slum area Muara Angke, Jakarta Utara (dok. istimewa)
Jakarta -

Lestari (21), relawan Vaksinasi Merdeka, mengungkapkan kerinduannya akan suasana kampus. Karena itulah, mahasiswa semester V di salah satu perguruan tinggi swasta ini merasa perlu berkontribusi mewujudkan herd immunity dengan menjadi relawan.

"Aku lebih termotivasinya biar pada vaksin, biar cepet selesai Corona. Biar aku bisa kuliah lagi, ngampus lagi," kata Lestari kepada detikcom, Rabu (11/8/2021).

Lestari merupakan satu dari lima relawan di gerai Vaksinasi Merdeka 121, Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar). Letak gerai tersebut di sebuah gang kecil, di lingkungan tempat tinggalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya (bertugas di) bagian di akhir. Jadi pencatatan, pelaporan, itu mencakup semua. Jadi untuk masalah data peserta vaksinasi, vaksinator. Misalkan registrasi ada berapa orang, kemudian aku rekap," jelas dia.

"Dari screening juga. Nanti yang bisa divaksin berapa orang dan yang nggak bisa divaksin berapa orang, itu aku data juga. Terus dari vaksinator, misalnya butuh datanya berapa orang yang tervaksin, jenis vaksin yang dipakai, nomor batch vaksin, data observasi juga aku," sambung dia.

ADVERTISEMENT

Lestari juga bertugas mengecek kendala selama proses vaksinasi berlangsung. "Misalkan ternyata data diri dia (peserta) nggak bisa terinput, atau misalkan ternyata ada kendala di P-care, aku yang catat dan aku yang bikin laporan yang kemudian aku kasih ke padal yang bertanggung jawab di lokasi aku," terang Lestari.

Kegiatan Vaksinasi Merdeka di Kembangan Selatan, Jakarta BaratKegiatan di Gerai Vaksinasi Merdeka 121, Kembangan Selatan, Jakarta Barat (dok. istimewa)

Lestari memerinci lagi, data yang dia catat mulai kelompok penerima vaksin ber-KTP DKI dan non-DKI, peserta vaksin yang tertunda, peserta vaksin penerima dosis satu atau dosis dua. Lestari menuturkan, awal menjadi relawan, dirinya menemukan kendala pada format laporan data.

"Kendala mungkin waktu itu pas awal banget, karena hari pertama dan aku tugasnya di bagian pencatatan dan pelaporan. Jadi masih kendala di format, ngedatanya masih manual. Jadi belum terima format dari Padalnya sama Polda," ucap Lestari.

"Jadi aku karena hari pertama dan hari pertama itu banyak banget, jadi ya aku ngedatanya manual, nggak pake laptop apa pun, jadi manual aku tulis tangan. Jadi kita baru selesai sore, sampai rumah malam. Besok pagi harus berangkat lagi. Paling hari pertama dan kedua saja sih," imbuh Lestari.

Lestari berharap ke depan sistem dan format pendataan peserta Vaksinasi Merdeka dapat disempurnakan. Pasalnya, dia dan teman-teman bisa bekerja hingga malam hari hanya untuk urusan input data. Padahal jam operasional gerai hanya sampai pukul 15.00 WIB.

"Teman-teman yang pake P-care atau aplikasi dari Polda sering down. Jadinya kita harus manual lama. Sedangkan kita di lokasi kan juga harus prokes, jadi nggak bisa lama-lama. Paling untuk pendataan dan pelaporan (dibuatkan) formatnya (yang) lebih rapi. Soalnya, kalau aku lihat formatnya masih berantakan, mungkin karena buru-buru atau banyak perubahan," pungkas Lestari.

Simak cerita Aulia incar sertifikat relawan agar mudah cari kerja di halaman berikutnya.

Incar Sertifikat Relawan agar Mudah Cari Kerja

Lain halnya dengan Lestari yang rela terjun ke gerai vaksinasi lantaran rindu kampus. Aulia Azka mengaku lebih tertarik dengan sertifikat yang akan diberikan Polda Metro Jaya kepada relawan di akhir program Vaksinasi Merdeka.

"Ada sertifikatnya, jadi lumayan kalau kerja bisa dipergunakan. Ini sertifikat pasti bakal dibutuhin untuk pengalaman kerja saya nanti setelah kuliah," ujar Aulia (20) kepada detikcom.

Aulia menuturkan semula mendaftar untuk menjadi relawan di gerai Vaksinasi Merdeka dekat rumahnya, Koja, Jakarta Utara (Jakut). Namun dia terpilih untuk menjadi relawan di RW 22 atau Gerai Vaksinasi 286 Muara Angke, yang merupakan slum area.

"Hari pertama kerja sedikit deg-degan karena baru pertama kali kerja, lingkungan baru, orang baru setelah sekian lama di rumah, nggak ke mana-mana. (Gerai) itu jauh banget dari rumah. Tadinya daftar pingin dapet deket rumah, tapi dapetnya (gerai vaksinasi yang) jauh," cerita Aulia.

Meski demikian, Aulia mengaku tak mempermasalahkan karena relawan Vaksinasi Merdeka diberi fasilitas antar-jemput ojek online gratis untuk perjalanan menuju dan dari gerai. Aulia mengaku juga sering menumpang kendaraan Polisi Wanita (Polwan) yang sama-sama bertugas di Gerai Vaksinasi Merdeka 286.

"Ada salah satu Polwan yang rumahnya nggak jauh dari rumah saya. Jadi kalau berangkat bareng. Pulang juga bareng. Paling kalau Polwannya pas pulang mau mampir ke kantornya, ya saya nebeng sampai kantornya, setelah itu lanjut ngojek," ujar Aulia.

Kegiatan Vaksinasi Merdeka di Muara Angke, Jakarta UtaraKegiatan Vaksinasi Merdeka di slum area Muara Angke, Jakarta Utara (dok. istimewa)

Aulia mengaku banyak hal bermanfaat yang dia dapat dari menjadi relawan Vaksinasi Merdeka selain sertifikat. Aulia mengaku pertemanannya semakin luas dan dia bisa melatih kemampuan berbicara di hadapan banyak orang.

"Saya ini kan susah ngomong dengan banyak orang. Awalnya takut, takut salah ngomong sama polisi. Tetapi, setelah kerja bareng, mereka ternyata asyik-asyik. Mereka juga sama seperti kita (warga sipil). Jadi gampang berbaur dengan mereka," ucap Aulia.

"Benefit lainnya saya dapat pemahaman, pengetahuan baru, 'Oh seperti ini proses vaksinasi, begitu jadi vaksinator'. Terus jadi bisa jelasin tentang kesehatan ke masyarakat. Ikut relawan vaksinator ini jadi senang ngobrol, berani bicara ke banyak orang, ngasih tahu setelah divaksin begini, begini," imbuh Aulia.

Aulia berharap program Vaksinasi Merdeka tak berhenti hanya sampai 17 Agustus mendatang. Dia pastikan, jika program ini berlanjut, dia akan kembali mendaftar sebagai relawan. Selain itu, Aulia berharap kegiatannya selama menjadi relawan dapat diajukan untuk nilai tambahan di kampus.

"Kalau misalkan bulan-bulan berikutnya ada program ini, pengin ikut, daftar lagi. Pasti nanti tugasnya ditempatkan di tempat yang berbeda, dapat lagi teman baru, lihat lagi lingkungan baru. Pengin sekali program ini berjalan terus. Harapannya sih semoga bisa dikonversikan ke nilai kuliah juga," tutur mahasiswi jurusan keperawatan di salah satu perguruan tinggi swasta ini.

Vaksinasi Merdeka diadakan dalam rangka akselerasi percepatan vaksinasi COVID-19 sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Vaksinasi Merdeka juga dijadikan kado di Hari Kemerdekaan ke-76 RI.

Program yang dicetuskan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran ini menyasar 900 RW di DKI Jakarta yang sebagian besar warganya belum divaksinasi. Dia berharap warga memiliki semangat memerdekakan diri sendiri, keluarga, dan lingkungannya dari COVID-19.

Halaman 2 dari 2
(hri/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads