Keputusan KSAD Hapus Tes Keperawanan Dinilai Langkah Maju Seleksi Prajurit

Keputusan KSAD Hapus Tes Keperawanan Dinilai Langkah Maju Seleksi Prajurit

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 11 Agu 2021 07:13 WIB
Nuning Kertopati
Susaningtyas Nefo Handayani (Foto: dok. Pribadi)
Jakarta -

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menghapus tes keperawanan pada seleksi calon prajurit Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Pengamat pertahanan dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani, menyebut keputusan itu merupakan langkah maju.

"Menurut saya ini langkah maju. Agar fokus tidak ada lagi pemeriksaan di luar tujuan," kata Nuning kepada wartawan, Selasa (10/8/2021) malam.

Nuning menilai tes keperawanan tidak lagi relevan saat ini. Dia menilai aspek akademik dan psikologi para calon prajurit lebih penting untuk diuji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya sih gitu (tidak relevan). Yang penting seorang prajurit baik lelaki ataupun perempuan adalah keterampilan serta nilai akademik dan psikologi," ujarnya.

Nuning menilai tes keperawanan malah menghambat keinginan seorang wanita untuk menjadi prajurit. Menurutnya, keperawanan bukan ukuran moral.

ADVERTISEMENT

"Begini kalau itu menjadi ukuran moral. Lalu kalau hilangnya keperawanan karena kecelakaan jatuh dari kuda atau tangga gimana," ujarnya.

"Dulu ada orang jatuh dari kuda, dia kehilangan keperawanan, dia daftar TNI tidak diterima padahal orangnya cerdas dan punya banyak keterampilan termasuk bahasa. Kan kasihan," lanjutnya.

Alasan KSAD Hapus Tes Keperawanan Calon Kowad

Sebelumnya, KSAD Jenderal Andika Perkasa mencoret jenis tes kesehatan yang tidak relevan bagi calon kowad, salah satunya tes keperawanan. Dia proses seleksi itu lebih utama ke kesehatan dan tidak berhubungan lagi dengan tes keperawanan.

"Hymen atau selaput dara tadinya juga merupakan satu penilaian (dalam seleksi siswa pendidikan pertama Kowad), apakah hymen utuh atau ruptur sebagian atau ruptur yang sampai habis. Sekarang tidak ada lagi. Karena tujuan penyempurnaan materi seleksi itu lebih ke kesehatan. Sehingga yang tidak berhubungan lagi dengan itu, ya tidak perlu lagi," jelas Andika kepada wartawan, Selasa (10/8).

Andika menerangkan pemeriksaan kesehatan calon Kowad bertujuan menghindari insiden atau hal-hal yang membahayakan nyawa selama pendidikan. Jadi hal-hal yang tak berkaitan dengan tujuan itu dinilai tak perlu dilakukan lagi.

"Tujuan penyempurnaan materi seleksi ini tujuan lebih ke kesehatan, menghindari satu insiden yang menghilangkan nyawa. Jadi yang tidak ada hubungan dengan itu, tak perlu lagi," terang Andika.

Andika ingin proses pemeriksaan kesehatan terhadap calon Kowad diperbaiki agar efektif. "Perbaikan ini agar kita fokus, efektif dan tepat. Jangan sampai melebar. Agar kita punya arah," ucap dia.

(eva/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads