"Semua berharap jangan lagi ada perpanjangan PPKM level 4. Harus turun level. Pemkot harus melakukan langkah terukur dan target jelas. Pandemi terkendali dan ekonomi bergerak kembali. Tidak boleh mandek jegreg," kata Thony dalam keterangan tertulis, Senin (9/8/2021).
Menurutnya, PPKM perlu dilakukan mengingat angka kematian akibat COVID-19 yang tinggi serta ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang semakin menipis.
Thony mengajak masyarakat agar mendukung langkah Pemkot Surabaya. Ia mengatakan di situasi darurat seperti saat ini masyarakat harus patuh. Termasuk dalam penggunaan gedung sekolah untuk tempat isolasi terpusat.
Selain itu, Politisi Partai Gerindra ini juga mengapresiasi terobosan Pemkot Surabaya yang mendirikan RS Darurat serta membuka layanan Puskesmas selama 24 jam. Serta menyediakan tempat isolasi terpusat dan rumah-rumah sehat di setiap kelurahan.
Thony menilai upaya tersebut mulai menunjukkan dampak positif, pandemi di Surabaya sudah mulai bisa dikendalikan. Kematian harian tidak lagi menyentuh angka psikologis hingga sampai seratus lebih. Jumlah warga terpapar juga semakin menurun.
Bahkan, Thony menyebut saat melakukan sidak ke Puskesmas Wonokromo, ia melihat langsung masyarakat yang memeriksakan gejala-gelaja COVID-19 sudah melandai. Rata-rata per hari hanya sekitar 4 warga.
Ia meminta Pemkot Surabaya menambah jumlah tenaga kesehatan (nakes) di beberapa fasilitas kesehatan. Selain itu, kerja keras nakes juga harus diapresiasi dengan memberikan insentif tepat waktu. Menurutnya, insentif nakes tidak boleh ada potongan karena nakes memegang peran penting dalam penurunan kasus COVID-19. "Syukur-syukur jika ada tambahan insentif untuk nakes," ungkapnya.
Sementara itu terkait pemulihan ekonomi Thony menyoroti pengembangan Circle Ekonomi Mikro. Ia menyebut masyarakat kehilangan mata pencaharian dan pelaku ekonomi menjadi lesu. Untuk itu dia menyarankan agar pendekatan epidemiologi jangan hanya digunakan dalam perspektif menyelesaikan kasus COVID-19 saja, melainkan juga untuk manajemen pemulihan ekonomi.
Tony juga mengusulkan agar dibuat klaster kegiatan ekonomi yang ada di kampung. Sehingga, tak ada transmisi dari masyarakat jauh. Kegiatan pun akan berpusat di area lokal yang saling menguatkan. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan merata.
"Harapan saya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) harus mengadopsi epidemiologi ekonomi untuk menjadi treatment pemulihan ekonomi di Surabaya," pungkasnya.
Simak video 'Pertimbangan Epidemiolog soal Perlu Tidaknya PPKM Diperpanjang Lagi':
(prf/ega)