Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan saat ini bed occupancy rate (BOR) di Kota Bogor menurun menjadi 45 persen. Bima memastikan saat ini tidak ada lagi antrean di IGD rumah sakit.
"BOR kita 45 ya, pokoknya awal PPKM itu 87, sekarang alhamdulillah sudah turun sekali, sudah tidak ada lagi antrean, sudah relatif rendah sekitar 47 kalau tidak salah per hari ini," kata Bima di Cilendek Barat, Bogor, Jawa Barat, Minggu (8/8/2021).
Bima menerangkan, saat ini angka kematian akibat virus Corona di Kota Bogor juga menurun. Sementara untuk kasus positif per hari adalah 200 orang.
"Angka kematian juga menurun BOR-nya 45, angka kematian juga menurun, kemudian tingkat perkembangan kasus per hari juga sekarang di angka 200 atau 20 kurang," ujarnya.
Bima berharap ada relaksasi setelah melihat perkembangan kasus virus Corona setelah perpanjangan PPKM yang dilakukan pemerintah ini. Kendati demikian, pihaknya menerima apa pun hasil yang nanti tertuang dalam instruksi Menteri Dalam Negeri.
"Kita berharap tentunya berikutnya ada perbaikan, kita kan tinggal menerima saja zonasi yang ditetapkan Instruksi Dalam Negeri tanggal 9 besok. Mudah-mudahan ada relaksasi lagi, ada perbaikan dalam hal status," tuturnya.
Diketahui, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) bakal berlaku sampai Senin, 9 Agustus 2021. Nasib kelanjutan PPKM level 4 akan ditentukan besok.
Pemerintah sebelumnya memutuskan memperpanjang PPKM level 4 mulai 2 Agustus 2021. PPKM level 4 saat itu akan diteruskan selama 7 hari.
Setiap daerah menerapkan level PPKM yang berbeda. Provinsi di Pulau Jawa dan Bali ditetapkan meneruskan PPKM level 4, sementara provinsi di luar Jawa dan Bali menyesuaikan keadaan penanganan COVID-19.
Jokowi saat itu menyampaikan bahwa PPKM level 4 membawa perbaikan terkait lonjakan COVID-19. Dia juga mengatakan pemerintah berusaha mengurangi beban masyarakat akibat berbagai pembatasan mobilitas dan aktivitas sosial ekonomi dengan percepatan dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat, program keluarga harapan (PKH), bantuan sosial tunai (BST), dan BLT desa.
Kini kondisi lonjakan COVID-19 mengalami pergeseran. Pada Sabtu (7/8) kemarin, Jokowi menyebut lonjakan Corona mulai bergeser ke luar Provinsi Jawa dan Bali.
"Respons cepat, karena kelihatannya ini terjadi pergeseran lonjakan dari Jawa Bali menuju ke luar Jawa-Bali," kata Jokowi dalam rapat yang disiarkan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (7/8).
Jokowi menyoroti wilayah luar Jawa-Bali lantaran semenjak 25 Juli 2021 mulai ada peningkatan kasus COVID-19. Dia mencatat sejumlah wilayah di luar Jawa-Bali berkontribusi 13.200 kasus COVID-19 atau 34 persen dari kasus baru secara nasional.
Kemudian, Jokowi menyebut kenaikan kembali terjadi pada 6 Agustus 2021 ke angka 21.374 kasus atau 54 persen dari total kasus baru secara nasional.
(whn/knv)