Pllu Bocah Idap Leukemia Akut di Jambi Tak Dirawat di RS Gegara Kendala Biaya

Pllu Bocah Idap Leukemia Akut di Jambi Tak Dirawat di RS Gegara Kendala Biaya

Ferdi Almunanda - detikNews
Kamis, 05 Agu 2021 11:50 WIB
Leukemia diagnosis. Stamp, stethoscope, syringe, blood test and pills on the clipboard with medical report. 3d illustration
Ilustrasi (Foto: dok. Thinkstock)
Jambi -

Bocah laki-laki asal Jambi, Arda Safitri Darma (5), terpaksa dirawat di rumah meski mengidap leukemia mieloblastik akut (AML). Arda dirawat di rumah karena orang tuanya sudah tak punya biaya lagi untuk membawanya ke rumah sakit.

Arda merupakan anak Bagus Eskadarma (36) dan Safitri (29), yang merupakan warga Kelurahan Beliung Indah, Alam Barajo, Kota Jambi. Safitri mengatakan anaknya mengidap penyakit itu sejak 1 tahun lalu, tepatnya mulai Agustus 2020.

Arda sempat dirawat di tiga rumah sakit di Jambi. Selama pengobatan, kedua orang tua Arda yang pada saat itu tak memiliki BPJS kesehatan harus membayar seluruh perawatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya anak saya ini demam berkepanjangan, setiap persendiannya bengkak, dan berat badan terus berkurang. Timbul benjolan di selangkangan, di sendi tangan, serta bawah dagu, hingga di bawah mata bengkak bahkan sampai tidak bisa berjalan lagi," kata Safitri kepada wartawan, Kamis (5/8/2021).

Dia mengatakan harta yang mereka miliki sudah habis terjual. Namun kondisi Arda belum juga membaik dan makin kurus.

ADVERTISEMENT

"Saya awal itu membawa anak saya ke puskesmas terdekat. Karena keadaannya tidak membaik, lalu kami bawa lagi ke rumah sakit di Jambi ini. Sudah tiga rumah sakit waktu itu kami bawa dengan biaya umum dan belum menggunakan BPJS. Setelah itu kami disarankan untuk urus BPJS dan melakukan tes lab di rumah sakit lanjutan," ujar Safitri

Pada Februari 2021, hasil tes laboratorium anaknya keluar. Dia mengatakan Arda harus rutin menjalani kemoterapi.

Pengobatan Arda mulai terhambat karena ayahnya, Bagus, mulai tak lagi bekerja saat pandemi Corona makin melonjak. Kondisi keuangan yang mulai menipis membuat mereka bingung untuk membawa Arda kembali menjalani pengobatan.

"Waktu itu memang virus Corona ini sudah ada, tetapi pada akhir-akhir ini, apalagi adanya PPKM, ini kan semua pada sulit, mana suami saya kini tak lagi bekerja lantaran pengerjaan pembangunan dihentikan. Lalu uang buat kami berangkat ke Palembang untuk kemoterapi Arda juga sekarang tidak ada. Meski uang pengobatan Arda dibantu BPJS, tetapi buat berangkat Jambi-Palembang dan biaya di sana itu yang kami tidak miliki lagi," ujar Safitri.

Safitri dan Bagus sudah tak lagi tinggal di rumah kontrakannya. Mereka kini numpang di rumah saudara karena tak lagi memiliki uang.

"Kami tak punya uang lagi, suami sudah tak lagi bekerja. Namanya buruh pekerja bangunan, kadang ada kerja, kadang tak ada kerja lagi. Apalagi kondisi PPKM ini, suami saya malah sama sekali tak bekerja. Itu yang membuat saya bingung. Di satu sisi kami harus jaga Arda yang kondisi tubuhnya harus dalam perawatan ekstra, sisi lain kami butuh uang buat pengobatannya. Uang kami saat ini sudah tidak ada lagi," ujar Safitri sambil menangis.

Safitri dan Bagus juga berupaya meminjam uang untuk membawa Arda berobat. Dia menyebut sempat ada sumbangan untuk biaya pengobatan dari relawan, namun tak cukup karena lokasi rumah sakit berada di Palembang dan butuh biaya tes swab.

"Dulu adalah yang bantu, dari kerabat, keluarga, sumbangan warga setempat dan ada juga sumbangan dari Bapak Kapolresta Jambi, Bapak Dover. Tetapi jujur, uang itu kami gunakan buat biaya pulang-pergi, lalu biaya tinggal selama masa pengobatan Arda. Mana untuk pulang-pergi kami juga harus habiskan uang buat biaya swab, lalu belum biaya uang membeli obat atau biaya sehari-hari tinggal di Palembang menjagai Arda," kata Safitri.

"Selama Arda berobat dari bulan Februari 2021 di Palembang, biaya bantuan itulah yang kami gunakan. Tetapi saat ini, kami sudah tak bisa lagi membawanya, karena uang kami sudah tidak ada lagi," sambungnya.

Safitri berharap kondisi anaknya itu bisa membaik. Dia juga berharap uluran tangan dari berbagai pihak.

"BPJS juga mesti dibayar, lalu kebutuhan anak lainnya juga harus dipenuhi dan biaya bawa berobat ke sana-kemari juga harus dikeluarkan, mana kondisi PPKM ini. Adapun uang malah tak cukup jika mesti bawa Arda kembali berobat ke Palembang lagi. Tolong, Pak Gubernur Jambi," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads