Satgas COVID-19 menjelaskan penyebab kasus kematian akibat virus Corona (COVID-19) di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Cakupan vaksinasi dan isolasi mandiri yang tak terkontrol, kata Satgas, menjadi faktor angka kematian itu tinggi.
"Jadi di luar negeri itu kenapa mungkin sama-sama jumlah kasus meningkat, kenapa angka kematian di Indonesia lebih tinggi? Beberapa faktor di antaranya tadi sudah disampaikan, isolasi mandiri perlu dipantau, tidak bisa hanya isolasi mandiri sendiri saja," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah dalam siaran YouTube BNPB, Rabu (4/8/2021).
Dalam melakukan isolasi mandiri ini, Dewi menekankan bahwa masyarakat harus diedukasi. Jadi mereka akan memahami kapan waktu untuk menjalani pemeriksaan ke rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat lebih banyak diedukasi, media juga berperan dalam mengedukasi masyarakat biar paham kapan harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan," jelasnya.
Faktor kedua yang menjadi penyebab angka kematian akibat Corona di RI, kata Dewi, adalah cakupan vaksinasi. Dia menyebut vaksinasi di negara lain sangat tinggi, berbeda dengan Indonesia yang saat ini masih digencarkan.
"Yang kedua adalah cakupan vaksinasi. Di beberapa negara cakupan vaksinasinya sudah sangat tinggi sekali yang mengakibatkan ketika mereka terinfeksi COVID-19 cenderung memiliki gejala yang ringan bahkan tidak bergejala sama sekali. Nah di kita, kita masih mengejar vaksinasi tadi, harapannya adalah ketika terjadi infeksi, karena memang sampai saat ini tidak ada vaksin yang mencegah 100 persen orang tidak akan terinfeksi COVID-19, itu nggak ada vaksin manapun tidak ada. Jadi saat ini yang harus dilakukan adalah tetap protokol 3M," kata dia.
Dewi menyebut vaksinasi diharapkan dapat mencegah terjadinya gejala berat. Jadi mereka yang terinfeksi setelah vaksinasi bisa terlindungi.
"Kemudian dilakukan vaksinasi, karena sekalipun kita terinfeksi harapannya tidak menjadi gejala berat apalagi kritis yang perlu ke rumah sakit. Kita akan lebih banyak terlindungi," sebut Dewi.
Simak juga 'Cegah Varian Delta Meluas, Satgas Ubah Pola Pelacakan Kasus Covid-19':