IDI Duga Mahasiswi Sempat Lumpuh Usai Divaksin COVID Gegara Takut Berlebihan

IDI Duga Mahasiswi Sempat Lumpuh Usai Divaksin COVID Gegara Takut Berlebihan

Agus Setyadi - detikNews
Selasa, 03 Agu 2021 19:29 WIB
Scientists are done research on vaccine in laboratory with test tubes on Covid19 Coronavirus type for discover vaccine.
Ilustrasi vaksinasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/chayakorn lotongkum)
Banda Aceh -

Seorang mahasiswi di Aceh Barat, AW (23), sempat mengalami kelumpuhan usai menjalani vaksinasi Corona atau COVID-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh menjelaskan dugaan penyebab kelumpuhan yang dialami AW.

"Apa yang terjadi pada AW kemungkinan besar karena faktor psikosomatik atau ketakutan yang berlebihan sehingga memicu dampak pada kesehatannya," kata Ketua IDI Aceh dr Safrizal kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).

Safrizal mengaku telah berkomunikasi dengan dokter yang merawat AW di Rumah Sakit Cut Nyak Dien, Aceh Barat. Menurut Safrizal, AW mengaku memiliki riwayat asam lambung dan pernah mengalami tifus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua keluhan itu, bukan termasuk kontra indikasi atau halangan untuk melakukan vaksin sehingga dilakukanlah vaksin," jelas anggota tim Satgas COVID-19 Universitas Syiah Kuala (USK) ini.

Safrizal menduga kecemasan yang tinggi membuat asam lambung AW naik karena ada keluhan nyeri di ulu hati. Kaki AW juga disebut menjadi lemah sehingga harus dirawat di rumah sakit.

ADVERTISEMENT

"Namun setelah diamati tanda-tanda vitalnya secara ilmu kedokteran, seperti tekanan darah, nadi, dan pernafasan itu normal-normal saja. Ketika diajak bicara juga normal," ucapnya.

Saat dirawat di RS, kata Safrizal, mahasiswi Fakultas Hukum USK itu mendapatkan terapi sehingga kondisinya mulai membaik. Tim dokter juga bakal melatih AW berdiri dan berjalan lagi.

Safrizal menjelaskan apa yang terjadi pada AW tidak dapat disimpulkan sebagai dampak dari vaksin Corona. Dia mengatakan sudah lebih dari 20 juta orang di Indonesia yang divaksin.

"Bahkan ada yang mengeluhkan lumpuh dan sebagainya, tapi tidak ada yang fatal hanya perlu dirawat. Artinya, ini hanya perlu kesiapan mental kita ketika divaksin, karena keluhan yang timbul berkaitan dengan psikosomatik saja," ujarnya.

Kepala Biro Kemahasiswaan USK, Mustafa Sabri, mengatakan tim dari USK juga telah berkunjung ke Aceh Barat untuk melihat kondisi AW. Mustafa mengakui USK mewajibkan vaksinasi kepada mahasiswanya.

Namun bagi mahasiswa yang tidak boleh divaksin atau baru sembuh dari COVID-19, kata Mustafa, cukup melampirkan surat keterangan dari Puskesmas. Selain itu, mahasiswa juga dapat membuat surat pernyataan bila di daerahnya belum tersedia vaksinasi bagi usia 12-18 tahun.

"Untuk itulah, dalam kunjungan ini kami ingin memastikan bagaimana kondisi sebenarnya AW," ujar Mustafa.

Sebelumnya, AW (23) sempat mengalami kelumpuhan usai divaksin Corona. Namun kini anggota tubuhnya sudah dapat digerakkan kembali meski belum normal.

"Sekarang kaki dan tangannya sudah mulai dapat digerakkan. Kalau kemarin itu memang tidak bisa digerakkan sama sekali," kata paman AW, AM saat dikonfirmasi detikcom, Senin (2/8).

Simak juga '3 Temuan dari Hasil Autopsi Pemuda yang Wafat Usai Vaksin AstraZeneca':

[Gambas:Video 20detik]



AM mengatakan keponakannya menjalani vaksinasi untuk keperluan administrasi di kampus. AW disebut telah menjelaskan ke petugas medis di Puskesmas bila dia mengalami riwayat penyakit lambung akut.

Pihak Puskesmas disebut meminta AW untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di rumah sakit. Menurut AM, pihak kampus juga membolehkan AW tidak divaksin tapi harus menyertakan surat keterangan dari dokter.

AW kemudian mendatangi dokter spesialis di sebuah rumah sakit swasta di Aceh Barat. Sang dokter disebut tetap meminta AW menjalani vaksinasi Corona.

"Dokter itu bilang dia harus divaksin tidak boleh ditunda, lalu AW minta untuk diperiksa dan dokter itu tidak mau memeriksa," jelas AM.

AM menjelaskan, AW akhirnya terpaksa menjalani vaksinasi pada Selasa (27/7) karena batas pengisian KRS tinggal sehari lagi. Usai disuntik, AW disebut mulai mengalami gejala pada sore hari.

"Malamnya mual-mual, lalu kejang-kejang, kulitnya membiru, tangan dan kakinya semua kaku dan pingsan sebanyak empat kali lalu dibawa ke rumah sakit," jelas AM.

Halaman 2 dari 2
(agse/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads