Jerit Rakyat Vs Saran Pakar soal Kelanjutan PPKM Level 4

Jerit Rakyat Vs Saran Pakar soal Kelanjutan PPKM Level 4

Tim detikcom - detikNews
Senin, 02 Agu 2021 10:04 WIB
Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus) sepi pengunjung selama masa PPKM Level 4. Banyak pedagang yang pada akhirnya memilih untuk menjual hingga menyewakan tokonya. (Adhyasta/detikcom)
Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus) sepi pengunjung selama masa PPKM Level 4. Banyak pedagang yang pada akhirnya memilih untuk menjual hingga menyewakan tokonya. (Adhyasta/detikcom)
Jakarta -

Kebijakan PPKM level 4 bak buah simalakama. Rakyat kecil menjerit karena pembatasan PPKM level 4 membuat usaha mereka loyo. Sedangkan para pakar menyarankan agar kebijakan PPKM level 4 dilanjutkan karena kasus Corona yang masih tinggi.

Sebagaimana diketahui, PPKM level 4 ini diperpanjang pada 26 Juli hingga 2 Agustus. Ada sejumlah penyesuaian yang dilakukan pemerintah dalam perpanjangan PPKM level 4 ini. Salah satunya diizinkannya warung makan untuk menyediakan layanan makan di tempat (dine-in). Namun, waktu makan dibatasi 20 menit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) sempat mengkritik aturan makan 20 menit selama PPKM level 4 ini. Ketua Kowantara Mukroni mengingatkan tidak semua orang bisa makan buru-buru, khususnya orang tua.

ADVERTISEMENT

"Yang makan di warteg kan tidak hanya ada anak kecil dan anak muda, tapi ada orang tua juga. Orang tua kan makannya pelan-pelan. Kalau disuruh buru-buru bisa tersedak," kata Mukroni seperti dikutip dari Antara, Selasa (27/7/2021).

Sementara itu, salah satu pemilik warteg di Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus), memilih tidak melayani pembeli yang hendak makan di tempat. Dia mengaku takut dimarahi oleh 'komandan'.

"Iya, takut juga saya, jangan deh (makan di tempat). Ada juga orang nggak mau makan dibungkus, maunya makan di sini. Balik dia (karena tidak dibolehkan). Ya sudah deh, daripada saya dimarahi 'komandan'," ujar pemilik warteg, Eni, saat ditemui di Tanah Abang, Selasa (27/7/2021).

Eni mengatakan aparat kerap datang ke warteg miliknya untuk mengingatkan agar tidak ada yang makan di tempat. Eni juga meminta agar pembeli yang datang bersama rombongan agar tak makan di tempat.

"Nggak boleh pokoknya. Pokoknya jangan sampai orang makan. Malah lebih tegas lagi komandan pospol. Kemarin meja saya balikin. Kemarin masih saya tutup. Makan dibatasi, kalau satu boleh," tuturnya.

Pedagang Pasar

Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus) termasuk yang kembali dibuka setelah PPKM Level 4 diperpanjang dengan pelonggaran bagi usaha kecil dan pasar rakyat. Namun sejumlah pedagang memilih untuk menjual hingga menyewakan tokonya karena usahanya loyo.

Ada banyak toko di Blok A dan Blok B Pasar Tanah Abang yang tutup. Toko yang tutup itu bahkan diberi pemberitahuan bahwa toko itu dijual atau disewakan.

Pemberitahuan itu dituliskan di sebuah secarik kertas. Suasana di Pasar Blok A dan Blok B Tanah Abang tampak sepi.

"Dijual. Hub: 08215926xxxx," demikian isi dari pemberitahuan yang ditempel di toko yang sedang tutup.

Sementara itu, penjual baju koko di Blok A Pasar Tanah Abang, Tia, mengatakan banyak toko yang dijual karena pengunjung yang datang tidak banyak. Tia menduga sepi pembeli menjadi salah satu faktor toko-toko itu tutup.

"Sepi pembeli juga. Sebagian orang rata-rata karyawan dari luar daerah. Karena sepi ngaruh banget, ngaruh banget malahan," kata Tia.

Tia mengungkapkan Pasar Tanah Abang masih sepi karena ada persyaratan baru, yakni sertifikat vaksin COVID-19 bagi pedagang ataupun pengunjung. Jika belum divaksinasi, kata Tia, pasti tidak boleh masuk.

"Sepi. Kan juga harus pakai surat vaksin buat masuk, kalau nggak ya putar balik. Kan harus. Sepinya gitu, kadang laris," tuturnya.

Sementara itu, salah satu pedagang pakaian, Karim, mengeluhkan pembeli yang sangat sepi akibat peraturan itu. Karim mengatakan di hari biasa, Pasar Blok B Tanah Abang ramai.

"Jauh banget sepinya. Ya mungkin ada 20% yang berkunjung ke sini dari biasanya kalau lagi ramai. Biasanya ramai pembeli," ujar Karim.

Akibat sepi pembeli, Karim mengungkapkan dirinya hanya bisa meraup Rp 1 juta per hari. Biasanya, dirinya biasa menghasilkan Rp 8 juta per hari.

"Kalau jualan celana gini kalau lagi ramai-ramai Rp 8 juta dapat per hari. Sekarang sepi-sepi gini nyari Rp 1 juta aja susah. Nutup buat perut doang," keluhnya.

Pakar Sarankan PPKM Level 4 Dipertahankan

Nasib PPKM level 4 ditentukan hari ini. Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyarankan agar PPKM level 4 ini dipertahankan.

"Perlu dipertahankan PPKM Level 4," kata Pandu Riono kepada wartawan, Minggu (1/8/2021).

Dia pun menjelaskan sejumlah alasan krusial mengapa PPKM level 4 perlu diperpanjang. Salah satunya karena tes dan tracing masih lemah. Selain itu, varian Delta disebut sudah menyebar ke luar Jawa-Bali.

"Tes-Lacak-Isolasi dan 3M masih lemah. Belum lagi vaksinasi masih lamban. Delta sudah menyebar ke luar Jawa-Bali, dan sarana layanan kesehatan sangat minim. Kasus menurun tapi positivity rate tidak turun, bahkan cenderung naik," jelasnya.

Hal senada disampaikan oleh pakar sosiologi bencana dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura, Prof Sulfikar Amir. Dia mulanya menjelaskan bahwa memang saat ini kasus Corona di Jawa-Bali cenderung menurun. Dia menilai Jawa-Bali telah mendapat efek dari PPKM darurat hingga PPKM level 4.

"Kalau kita lihat Jawa-Bali ada kecenderungan turun. Walaupun Bali itu masih kritis. Lalu Provinsi seperti Jakarta jumlah kasusnya tampak menurun cukup signifikan, Jawa Timur saya nggak terlalu yakin, sama Jawa Tengah. Jawa Barat cukup menurun. Tapi secara keseluruhan Jawa-Bali ini bisa dibilang sudah merasakan PPKM darurat hingga level 4 ini," kata Sulfikar Amir kepada wartawan, Minggu (1/8/2021).

Kendati demikian, dia menyarankan pemerintah tidak melakukan pelonggaran pembatasan yang terlalu cepat. Pasalnya, secara agregat kasus Corona harian masih tinggi.

"Saya menyarankan pemerintah tidak melakukan pelonggaran terlalu cepat. Karena secara agregat jumlah kasus hariannya masih tinggi. Walaupun ada daerah yang menurun. Tapi daerah-daerah terkoneksi satu sama lain. Jadi ketika ada satu daerah yang menurun, dia akan naik lagi ketika ada pelonggaran," ungkapnya.

Dia mengatakan pemerintah harus fokus dalam penanganan di luar Pulau Jawa-Bali. Sebab, fasilitas kesehatan di beberapa daerah di luar Jawa-Bali sangat terbebani.

"Concern di luar Jawa-Bali. Di Papua, Kalimantan, dan Sumatera, jadi fasilitas kesehatannya sudah sangat berat. Jadi ada kenaikan status daruratnya. Jadi harus seperti level 4 di Jawa-Bali," tuturnya.

Selain itu, dia mendorong pemerintah melakukan pengetatan pembatasan di luar Jawa-Bali. Mobilitas orang dari luar Jawa-Bali juga harus diperketat.

"Saran saya luar Jawa-Bali ini diperketat pembatasannya. Dan saat bersamaan, orang-orang di luar Jawa mobilitasnya harus dibatasi sangat ketat. Supaya kasusnya tidak kembali ke Jawa," jelasnya.


Lalu, apakah PPKM level 4 akan diperpanjang?

PPKM Level 4 akan berakhir hari ini, 2 Agustus 2021. Pemerintah pun akan mengumumkan apakah akan memperpanjang PPKM Level 4 atau tidak besok.

"Iya rencananya demikian (nasib PPKM level 4 diumumkan hari ini)," kata Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi kepada detikcom, Minggu (1/8/2021).

Seperti diketahui, pemerintah sebelumnya memutuskan melaksanakan PPKM Darurat sejak 3 hingga 20 Juli di Pulau Jawa-Bali. Kemudian, pemerintah mengubah nama kebijakan tersebut menjadi PPKM Level 4 dan memperpanjang mulai 21-25 Juli. Pemerintah kemudian kembali memperpanjang PPKM Level 4 mulai 26 Juli hingga 2 Agustus 2021.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads