Pro Kontra Wanti-wanti Pandu Riono soal Jebakan Pandemi

Round-Up

Pro Kontra Wanti-wanti Pandu Riono soal Jebakan Pandemi

Tim detikcom - detikNews
Senin, 02 Agu 2021 07:00 WIB
Epidemiolog UI Pandu Riono (Dok web situs FKM UI)
Foto: Epidemiolog UI Pandu Riono (Dok web situs FKM UI)


Effendi Simbolon Salahkan Jokowi

Wanti-wanti Pandu Riono itu ditanggapi oleh politikus PDIP, Effendi Simbolin. Dia menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak mau menerapkan lockdown sejak awal pandemi COVID-19.

"Pemerintah sejak awal tidak menggunakan rujukan sesuai UU Karantina itu, di mana kita harusnya masuk ke fase lockdown. Tapi kita menggunakan terminologi PSBB sampai PPKM. Mungkin di awal mempertimbangkan dari sisi ketersediaan dukungan dana dan juga masalah ekonomi. Pada akhirnya yang terjadi kan lebih mahal ongkosnya sebenarnya, PSBB itu juga Rp 1.000 triliun lebih ya di tahun 2020 itu," ujar Effendi kepada wartawan, Sabtu (31/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Presiden tidak patuh konstitusi. Kalau dia patuh sejak awal lockdown, konsekuensinya dia belanja kan itu. Sebulan Rp 1 juta saja kali 70 masih Rp 70 triliun. Kali 10 bulan saja masih Rp 700 triliun. Masih di bawah membanjirnya uang yang tidak jelas ke mana larinya. Masih jauh lebih efektif itu daripada vaksin," sambungnya.


PPP Bela Jokowi

PPP merespons pernyataan Effendi Simbolon yang menyalahkan Presiden Jokowi yang tidak mau menerapkan lockdown. PPP menilai Jokowi membuat kebijakan sesuai dengan kondisi Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Kebijakan pemerintah menyesuaikan dengan kondisi di Indonesia," ujar Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek kepada wartawan, Sabtu (31/7).

Awiek mengatakan keputusan lockdown seperti buah simalakama. Sebab, menurutnya, banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.

"Ini ibarat buah simalakama, dimakan salah tidak dimakan salah. Kalau dilakukan lockdown sesuai UU karantina kesehatan, maka segala kebutuhan warga ditanggung negara, termasuk pakan ternak. Apakah negara mampu? Kalaupun mampu, apakah efektif?" kata Awiek.

Dia menilai beberapa negara telah melakukan lockdown untuk menangani pandemi. Akan tetapi, justru angka kasus COVID-19 tetap tinggi meski lockdown terus-menerus.

"Kita bisa bandingkan dengan negara-negara sahabat yang melakukan lockdown sejak tahun lalu, ternyata penyebaran COVID juga tak terkendali. Bahkan lockdown terus diperpanjang, tapi angka COVID-nya masih tinggi," tuturnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads