Rencana Angkat Kaki Anggota DPRD Pangkep Usai Kasus Ancam Santri

Round-Up

Rencana Angkat Kaki Anggota DPRD Pangkep Usai Kasus Ancam Santri

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 30 Jul 2021 08:08 WIB
Lokasi rumah tahfidz ditembok di Makassar. (Taufiq/detikcom)
Rumah anggota DPRD Pangkep yang berbatasan dengan Rumah Tahfiz Nurul Jihad di Makassar. (Taufiq/detikcom)
Makassar -

Kasus yang dihadapi Amiruddin sudah selesai. Kasus pengancaman kepada santri yang diadukan ke polisi sudah usai.

Rumah Tahfiz Nurul Jihad sudah mencabut laporan atas dugaan pengancaman yang dilakukan anggota DPRD Pangkep itu terhadap santri. Amiruddin telah meminta maaf kepada santri sehingga kasus diakhiri dengan perdamaian.

Kini Amiruddin berniat menjual rumahnya yang berdampingan dengan Rumah Tahfiz Nurul Jihad di Makassar, Sulawesi Selatan. Dia beralasan tidak berdomisili di Makassar dan rumah itu jarang ditanggali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya betul, saya memang mau jual rumah saya di situ karena domisili saya lebih banyak di Pangkep. Jadi saya musyawarah dengan keluarga," kata Amiruddin saat berbincang dengan detikcom, Kamis (29/7/2021).

Amiruddin menyebut membeli rumah itu dari salah seorang kenalannya pada 2003 saat masih menjadi Sekretaris Camat Labbakkang, Pangkep.

ADVERTISEMENT
Anggota DPRD Pangkep, Amiruddin (Ibnu Munsir/detikcom)Anggota DPRD Pangkep, Amiruddin (Ibnu Munsir/detikcom)

"Karena saya dulu pegawai negeri dan ada sedikit uang dulu, kebetulan itu rumah waktu saya Sekcam di Labbakkang ada staf saya punya itu rumah. Kebetulan rumahnya itu dia mau jual, minta tolong karena butuh dana," ungkapnya.

Politikus PAN itu mengaku jarang menempati rumah tersebut karena domisili aslinya di Pangkep, yang berjarak hampir dua jam perjalanan dengan kendaraan.

Amiruddin mengaku rumah itu dipakainya untuk singgah jika kebetulan melintas kawasan Makassar. Dia mengaku rumah itu diperbaikinya secara bertahap.

Dia membantah hendak menjual rumah itu akibat berselisih dengan Rumah Tahfiz Nurul Jihad. "Ini kan sudah selesai," ujar dia.

Dia juga menyebut pertemuannya dengan warga berjalan dengan baik pada Rabu (28/7). Dirinya mengaku telah bertemu dengan warga pada pertemuan itu dan meminta maaf atas kejadian ini.

"Jadi terkait pertemuan ini dan permohonan maaf, saya tidak terlalu berpanjang lebar. Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas yang dilakukan atau apa yang diperbuat oleh kami bersama keluarga kami. Melalui kesempatan berbahagia ini, saya memohon maaf sebesar-besarnya," ujarnya.

"Saya informasikan kepada kepada Bapak-Ibu sekalian bahwa tempat saya atau pondok saya, saya mau jual. Mudah-mudahan ada di antara kita yang ini yang cocok dengan saya, silakan hubungi saya. Saya minta pamit walaupun saya bukan penduduk di sini," kata Haji Amiruddin pada pertemuan itu.

Sebelum dilaporkan soal pengancaman, Amiruddin bikin heboh karena menembok rumah tahfiz. Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat Video: Tembok Rumah Tahfiz di Sulsel Dibongkar, Camat: Masuk ke Dalam Fasum

[Gambas:Video 20detik]



Heboh Kasus Tutup Akses Rumah Tahfiz

Sebelum dilaporkan ke polisi, Amiruddin bikin heboh setelah mendirikan tembok di belakang rumah tahfiz. Tembok itu juga menutup rumah warga lainnya.

Pemilik rumah tahfiz, Faisal Suyuti, menceritakan soal tembok yang menutup rumah tahfiz selesai didirikan Amiruddin pada Rabu (21/7). Dia lalu melapor ke Camat Panakkukang.

Faisal mengatakan rumah miliknya itu sengaja dipinjamkan untuk dipakai sebagai rumah penghafal Al-Qur'an bagi anak-anak agar bisa belajar mengaji. Rumah yang dibelinya juga disebut lama kosong sehingga dijadikan sebagai rumah bagi anak penghafal Al-Qur'an.

"Tapi ini dipakai tahfiz sudah banyak menghasilkan dari nasional. Sudah banyak juaranya. Dia belajar di Masjid Nurul Jihad, ada pengurusnya tadi itu. Jadi di sini cuma pondok, sekali itu kalau tengah malam dia mengaji Subuh-subuh," ucapnya.

Tembok yang menutup pintu belakang rumah penghafal Al-Qur'an (tahfiz) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) akhirnya dibongkar. (dok Istimewa)Tembok yang menutup pintu belakang rumah penghafal Al-Qur'an (tahfiz) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) akhirnya dibongkar. (dok Istimewa)

"Dulu ini kan lama kotor, lama tidak dihuni, banyak setan, ada yang rambut panjang. Begitu masuk (santri), hilang semua, selesai, begitu," imbuhnya.

Faisl pun bersyukur tembok yang menutupi pondok penghafal Al-Qur'an telah dirobohkan. Ia pun menganggap kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.

"Alhamdulillah, mudah-mudahan beliau (Amiruddin), saya akan bertetangga maukah selalu baik, makanya saya selalu tidak muncul, cuma saya muncul di sini, karena ditelepon sama Pak Camat," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(jbr/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads