Maaf Anggota Dewan Bikin Pimpinan Tahfiz Cabut Laporan Ancaman Parang

Maaf Anggota Dewan Bikin Pimpinan Tahfiz Cabut Laporan Ancaman Parang

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 29 Jul 2021 08:57 WIB
Proses perdamaian anggota DPRD Pangkep di Kantor Lurah Masale, Panakkukang
Proses damai anggota DPRD Pangkep dengan pemimpin rumah tahfiz (Foto: dok. detikcom)
Pangkep -

Anggota DPRD Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), Amiruddin meminta maaf kepada pimpinan Rumah Tahfiz Nurul Jihad, Abdul Wasid, karena disebut mengancam santri dengan parang. Abdul Wasid menerima maaf Amiruddin dan mencabut laporannya di polisi.

"Alhamdulillah Pak Ustaz (pelapor) sendiri sudah mencabut laporannya," ucap Kapolsek Panakkukang AKP Andi Ali Surya kepada detikcom, Rabu (28/7/2021).

Dalam kasus ini, polisi memang mengupayakan agar kedua pihak berdamai. Mediasi pun digelar di Polsek Panakkukang pada akhir pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intinya, Kapolsek, Ustaz, dan alhamdulillah (terlapor) juga tabayun. Alhamdulillah, sesuai dengan keikhlasan hati, kedua belah pihak (saling memaafkan dan berdamai)," ungkap AKP Andi.

AKP Andi mengatakan para pihak sepakat tak segera mengumumkan perdamaian itu. Sebab, Amiruddin selaku terlapor juga akan meminta maaf kepada warga.

ADVERTISEMENT

Kemudian pada Rabu (28/7), Amiruddin datang ke kantor Kelurahan Masale, Panakkukang, untuk meminta maaf kepada santri dan warga sekitar.

"Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya apa yang dilakukan atau apa yang diperbuat kami bersama keluarga kami," ucap Amiruddin di hadapan para santri di kantor Kelurahan Masale, Panakkukang, Kota Makassar.

Sementara itu, Abdul Wasid membenarkan adanya perdamaian di kantor polisi. Dia juga menyebut telah mencabut laporan.

"Kalau tidak salah, malam Minggu kami memang dipanggil ke polsek dan sepakat ada perdamaian," kata Abdul Wasid dalam wawancara terpisah.

Anggota DPRD Pangkep Dipolisikan karena Ancam Santri Pakai Parang

Sebelumnya diberitakan, Abdul Wasid selaku pimpinan Rumah Tahfiz Nurul Jihad melaporkan Amiruddin terkait pengancaman santri menggunakan parang. Laporan ini dibuat setelah ramai kabar soal pintu rumah tahfiz ditembok Amiruddin, namun akhirnya dibongkar kembali.

"Kalau dianggap selesai, (masalah dengan Amiruddin) belum sebenarnya. Kita menunggu iktikad baik dia minta maaf kepada santri-santri atas pengancaman parang panjang, itu saja sebenarnya. Karena materi laporan saya ke polsek itu pengancaman," kata Abdul Wasid saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (24/7).

Dia mengatakan pengancaman dengan parang terhadap santri itu dilakukan oleh Amiruddin sendiri. Dia menegaskan isi laporan ke polisi itu bukanlah terkait penembokan pintu belakang rumah tahfiz miliknya.

Saat pembongkaran tembok pagi tadi, Abdul Wasid memang tidak terlihat lantaran sedang berada di daerah.

"Mengenai masalah tembok yang di belakang itu, penutupan pintu secara paksa itu dilakukannya saat saya tidak berada di pondok," terangnya.

Amiruddin membantah mengancam santri dengan parang, simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat Video: Tembok Rumah Tahfiz di Sulsel Dibongkar, Camat: Masuk ke Dalam Fasum

[Gambas:Video 20detik]




Amiruddin membantah tudingan telah mengancam santri rumah tahfiz menggunakan parang.

"Itu ada parang saya pegang karena kebetulan kerja bakti di muka rumah. Bukan itu yang mau saya pakai di situ, sementara saya kerja bakti ada begitu," kata Amiruddin kepada wartawan, Sabtu (24/7).

Amiruddin mengakui memang ada parang saat berjumpa dengan santri. Namun parang itu digunakan Amiruddin untuk memotong pohon mangga di depan rumah dan bukan untuk mengancam santri.

"Saya tidak mengancam. Terus terang memang ada parang yang saya bawa, tapi bukan tujuan begitu (mengancam), karena itu hari saya kerja bakti memangkas-mangkas ranting (pohon) mangga dengan rumput-rumput yang di muka rumah," ujar Amiruddin.

"Tidak pernah saya mengancam, tidak pernah, hanya kebetulan saya pegang parang habis kerja bakti dan memangkas itu ranting-ranting (pohon) mangga di muka rumah," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(nvl/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads