Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyampaikan pesan kepada mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pesan itu berkaitan dengan cara mengkritik.
Hal tersebut disampaikan Luhut dalam acara Kick Andy Double Check pada Minggu (25/7/2021) lalu. Luhut menjadi narasumber dalam acara tersebut.
Ketika itu, di awal sesi, Luhut menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan. Namun, di tengah tanya-jawab, Luhut tiba-tiba ditanyakan terkait pesan SBY beberapa tahun lalu kepada Luhut soal jangan main ancam-mengancam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Andy mempertanyakan apakah Luhut sosok yang temperamental. Luhut pun membantah.
"Nggak temperamental, memang gayanya orang Batak gitu," kata Luhut seperti dikutip dari YouTube Kick Andy Show, Selasa (27/7).
Luhut lantas ditanyakan lagi tanggapannya soal anggapan menggunakan ancaman dalam pernyataan-pernyataannya. Luhut mengaku tidak terganggu oleh anggapan itu sembari menceritakan sikapnya kepada anak buahnya.
"Saya nggak ada merasa aneh itu. Silakan saya yang ngomong begitu, nggak ada urusan saya. Saya pikir anak buah saya itu senang-senang saja, kok. Apa ada mereka itu nyapa anak buahnya, care sama anak buahnya yang sakit, kan nggak juga. Mungkin jauh, bukan saya mau bilang saya lebih hebat, saya care sama orang banyak. Saya punya foundation yang saya buat 20 tahun lalu sebelum saya jadi apa-apa," kata Luhut.
Selanjutnya, Andy mengungkit status SBY yang merupakan junior Luhut saat di militer. Luhut kemudian ditanya etika junior mengkritik senior. Luhut mengaku menghormati sikap SBY karena status sebagai presiden ke-6 RI.
"Saya nggak keberatan. Saya bilang sama Pak Bambang, ya oke-oke aja lah, hak-hak beliaulah. Tapi semua hanya titip saja pada pemimpin-pemimpin yang sudah selesai eranya, lebih bagus seperti Pak Habibie-lah, semua duduk manis, datang sekali mengkritik," ujar Luhut.
"Nggak perlulah kita merasa bahwa yang berkuasa sekarang ini di bawah kita. Mungkin saja Bapak A, Bapak B itu lebih pintar. Tapi sekarang yang berkuasa ini ya sudah," katanya sembari menegaskan bahwa dia tidak dalam posisi menyerang balik SBY.
Lihat juga video 'Cerita Hasto soal SBY Pernah Dijuluki 'Bapak Bansos Indonesia'':
Respons Partai Demokrat
Partai Demokrat pun menjelaskan pernyataan SBY kepada Luhut yang meminta tidak main ancam. Pernyataan SBY itu sebetulnya dimaksud untuk mengingatkan Luhut.
"Konteks Bapak SBY berbicara itu di awal tahun 2018. Intinya, ketika itu mengingatkan kalau kekuasaan yang dimiliki bukanlah untuk menakut-nakuti masyarakat. Sebaliknya, SBY meminta pemerintah dapat bekerja sama dengan masyarakat secara baik. Apabila terdapat suatu kekeliruan dari masyarakat saat mengkritik pemerintah, seharusnya menurut SBY, pemerintah harus mengayomi masyarakat secara baik," ujar Kabakomstra Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat dimintai konfirmasi.
Herzaky mengaku kaget atas heboh-heboh ini. Meski demikian, dia tak keberatan jika ada masyarakat yang menilai pernyataan SBY masih relevan dengan kondisi saat ini.
"Karena itu, kami kaget kenapa dibahas lagi seolah-olah bicara sekarang. Jadi, tidak nyambung sebenarnya. Kalau memang publik merasa ucapan Bapak SBY masih relevan sampai dengan sekarang, silakan saja. Itu hak publik," ujar Herzaky.
Herzaky menegaskan, SBY sudah jarang ber-statement akhir-akhir ini. Pihaknya memilih pasif menanggapi Luhut.
"Hanya, Bapak SBY tidak mengeluarkan statement itu akhir-akhir ini. Adanya di Maret 2018. Jadi, kami tidak perlu menanggapi balik kalau ada pejabat pemerintah yang terkesan reaktif merespons statement lama Bapak SBY itu," ujarnya.