Gubsu Pastikan Narasi Pasien COVID-19 Dianiaya yang Viral Tak Benar!

Gubsu Pastikan Narasi Pasien COVID-19 Dianiaya yang Viral Tak Benar!

Ahmad Arfah Fansuri Lubis - detikNews
Selasa, 27 Jul 2021 15:46 WIB
Seorang pria asal Toba, Sumut, dianiaya warga di kampungnya karena positif COVID-19. Korban sempat diikat, dipukul, hingga diasingkan. (Screenshot video viral)
Seorang pria asal Toba, Sumut, dianiaya warga di kampungnya karena positif COVID-19. Korban sempat diikat, dipukul, hingga diasingkan. (Screenshot video viral)
Medan -

Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi menegaskan narasi dari video viral soal pasien Corona (COVID-19) dianiaya tak benar. Edy mengaku sudah mengecek fakta di lapangan dan ternyata warga hanya berupaya mengembalikan pasien COVID-19 itu ke lokasi isolasi mandiri yang disediakan pihak desa.

"Dikatakan ada yang menganiaya rakyat yang sedang sakit COVID, salah besar. Setelah saya cek, saya telepon, tidak demikian. Orang itu yang kena COVID, tidak mau diisolasi. Untuk itu digiring untuk diisolasi," jelas Edy di rumah dinas jabatan Gubsu, Kota Medan, Sumut Selasa (27/7/2021).

Edy menduga penyebar video dengan narasi seolah-olah ada penganiayaan adalah orang yang hendak memberi kesan warga Sumut primitif. Edy meminta semua pihak menjaga situasi agar Sumut tetap kondusif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan dianiaya. Inilah yang menjadi nyebar seolah-oleh Sumut ini adalah primitif. Untuk itu, tolong sama-sama kita jaga bingkainya adalah Sumut. Sumut adalah milik kita, punya kita, yang sama-sama kita sayangi," jelas Edy.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya diberitakan, video tentang pria positif Corona yang dianiaya warga di Toba ini pertama sekali disebar oleh akun Instagram Joshua Lubis. Dia mengaku keponakan dari pria positif yang bernama Salamat Sianipar.

Dilihat detikcom, Sabtu (24/7), tampak dalam video sejumlah orang berdiri dan berkerumun di lokasi. Ada sebagian dari mereka memegang benda seperti kayu, ada juga yang memegang tali.

Tampak juga seorang pria seperti diseret menggunakan tali. Sementara dari arah belakang pria itu, ada beberapa orang menempelkan kayu di tubuh si pria tersebut.

Joshua Lubis menceritakan soal peristiwa itu. Dia menyebut kejadian itu berawal setelah Salamat terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kalau kurun waktu kejadiannya sudah terkena COVID-nya saya kurang tahu. Yang saya tahu, jadi sudah tes. Terus sudah dites, hasilnya keluar positif. Terus tanteku (istrinya) ini negatif dan kedua anaknya negatif. Terus isolasi mandiri mereka di rumah. Omku ini beda kamar sama istri dan anaknya, disuruh dokter karena gejalanya masih ringan," sebut Joshua dimintai konfirmasi, Sabtu (24/7).

Simak berita selengkapmya di halaman berikutnya.

Saksikan video 'Detik-detik Pria di Tobasa Diikat-Dipukuli Gegara Positif Covid-19':

[Gambas:Video 20detik]



Joshua menyebutkan, setelah di rumah, ada oknum masyarakat tidak senang dan ketakutan setelah Salamat terkena COVID-19. Lalu, dia ditarik paksa dari rumah dan diasingkan ke suatu tempat.

"Terus setelah pulang dari klinik, pas di rumah, sorenya ada masyarakat tidak senang kalau omku ini terkena COVID. Jadi ditarik paksalah dari rumah omku ini oleh masyarakat untuk tidak di rumah," sebut Joshua.

Pernyataan Joshua ini kemudian dibantah oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba. Selamat yang disebut lari saat diisolasi sehingga warga datang untuk mengamankan.

"Bukan untuk kekerasan, hanya mengamankan. Saya lihat masyarakat desa juga sangat peduli dengan Pak Salamat Sianipar ini," kata Bupati Toba, Poltak Sitorus, Sabtu (24/7).

Istri dari Salamat, Risma Sitorus, mengatakan warga terpaksa melakukan hal itu kepada suaminya. Sebab, suaminya mencoba menularkan virus kepada keluarga dan warga yang ada di kampung itu.

"Karena mencoba menularkan virus COVID-19 kepada keluarga dan warga, suamiku itu pun terpaksa diamankan," kata Risma, Minggu (25/7).

Risma mengatakan suaminya saat itu sedang menjalani isolasi mandiri di lokasi yang disiapkan pemerintah desa. Namun suaminya itu berulang kali pulang ke rumah.

"Pada Kamis (22/7), sekira pukul 17.00 WIB, suami ku keluar dari rumah sembari meludahi tangannya mencoba menyentuh warga yang berada di dekat dengan berteriak dirinya tidak terpapar COVID-19," katanya.

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads