Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengajak seluruh jajaran pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) bersatu menghadapi ancaman dan musuh bangsa dan rakyat Indonesia saat ini yaitu COVID-19. Menurutnya, wabah yang kini membuat rakyat Indonesia menderita secara nasional mestinya menjadi alasan moral dan politik serta momentum strategis mempersatukan kembali KNPI secara nasional. Ia pun menyinggung politik persatuan pemuda di zaman kolonial.
"Saat penjajahan kolonial Belanda dengan politik devide et impera atau politik pecah belahnya yang berhasil menguasai Nusantara 350 ratusan lamanya juga bisa dihadapi dengan politik persatuan para pemuda-pemudi Indonesia hingga melahirkan ikrar Sumpah Pemuda 1928," ujar Basarah dalam keterangannya, Senin (26/7/2021).
Hal ini dia ungkapkan dalam Webinar bertajuk Sinergi Pemerintah dan Pemuda dalam Penanganan Pandemi yang digelar oleh DPD KNPI Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (25/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini mengingatkan sejak merebut kemerdekaan Republik Indonesia hingga era reformasi saat ini, peran pemuda selalu terdepan dalam membangun bangsa dan negara. Oleh karena itu saat ini bisa jadi momentum pemuda kembali bersatu.
"Jika dulu para pemuda bisa bersatu melawan musuh terlihat, mengapa saat menghadapi wabah siluman ini kaum pemuda tidak bisa bersatu," tanya Basarah.
Anggota Parlemen yang pernah menjabat Sekjen GMNI 1996-1999 ini juga menambahkan tidak elok jika negara sedang berduka menghadapi pandemi berkepanjangan, ada oknum-oknum pemuda justru ikut-ikutan melakukan provokasi yang diinisiasi aktor-aktor politik tak bertanggungjawab yang memancing di air keruh.
"Para aktor politik yang punya agenda politik jangka pendek itu menyebarkan berita hoaks tentang COVID-19, memprovokasi rakyat dengan menyebarkan Jokowi End Game dan lain-lain," tuturnya.
"Mari kita semua bertanya, kalau lah Presiden Jokowi bisa mereka jatuhkan, apakah presiden yang mereka usulkan mampu menghapus pandemi COVID-19 yang juga melanda dunia ini atau bukannya justru malah semakin mempersulit keadaan dan akhirnya akan menyengsarakan rakyat kita sendiri," tanya Basarah.
Untuk itu, Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengingatkan aktor-aktor politik yang tidak sabar ingin berkuasa agar tidak memanfaatkan pandemi COVID-19 sebagai isu politik, apalagi sampai memprovokasi para pemuda untuk melakukan anarkisme di jalan.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Politik UGM Purwo Santoso yang menjadi pembicara kedua dalam Webinar itu menyatakan setuju dengan pandangan Ahmad Basarah. Dia menyatakan bahwa momentum berharga buat setiap orang hanya datang sekali dalam hidup.
"Masa pandemi ini mestinya menjadi momentum paling tepat buat kaum muda untuk menunjukkan peran dan kiprah mereka yang paling berharga. Di masa pandemi seperti inilah ruh kemanusiaan biasanya lahir. Kaum pemuda tinggal memilih, mau jadi pahlawan atau jadi sampah," jelas Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama itu.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut Peneliti Charta Politika Indonesia Wahyu Minarno mengajak semua aktivis KNPI mengawal kebijakan pemerintah dalam mengatasi pandemi yang semakin menggigit.
"KNPI bisa mengawal sejauh mana bantuan sosial sampai pada masyarakat. Pemuda bisa memantau sejauh mana pelayanan kesehatan benar-benar pro rakyat. Atau KNPI bisa juga menginisiasi lahirnya ide-ide baru penanganan COVID-19, terutama ketika nanti negara kita menjalani recovery pasca pandemi, baik recovery di bidang sosial, politik, kesehatan, juga ekonomi," jelas Wahyu.
(prf/ega)