Pemukiman warga di Tambora, Jakarta Barat dihebohkan dengan kemunculan seekor buaya yang muncul di selokan salah satu rumah. Buaya itu akhirnya ditangkap hingga berujung dirawat sementara di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal Alur, Jakarta Barat.
Awalnya kemunculan buaya itu dilaporkan warga. Kemudian pada Sabtu (24/7) petang, buaya sepanjang 175 cm dan seberat 40 kilogram tersebut ditangkap warga.
"Jadi warga melaporkan ada buaya di selokan depan rumah salah satu warga," kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Eko Sumarno saat dimintai konfirmasi di Jakarta, Minggu (25/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buaya tersebut tepatnya ditemukan di salah satu selokan di Jalan Duri Selatan, Gang Gerindo V, RT 06 RW 06, Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat. Warga selanjutnya memutuskan menghubungi pihak Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Barat pada pukul 18.10 WIB.
Namun, saat petugas tiba di lokasi, buaya berdiameter 30 sentimeter itu ternyata sudah ditangkap oleh warga sekitar. Buaya tersebut diikat dengan menggunakan kawat besi dan balok kayu.
Eko mengatakan warga sekitar tidak mengetahui secara pasti asal-usul dari reptil tersebut.
Selanjutnya, petugas mengevakuasi buaya tersebut dengan menambah ikatan dan dibawa ke kantor Sektor Tambora. Rencananya buaya tersebut akan diberikan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta.
Bagaimana nasib buaya tersebut? Selengkapnya di halaman berikutnya.
Buaya Dititipkan di BKSDA DKI Jakarta
Seekor buaya ditangkap oleh warga Tambora, Jakarta Barat pada Sabtu (24/7) lalu. Buaya tersebut kini dirawat sementara oleh pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegal Alur, Jakarta Barat.
"Iya, di Pusat Penyelamatan Satwa di Tegal Alur," ujar Banjar Agung Kepala seksi Konservasi Wilayah II BKSDA DKI Jakarta saat dihubungi detikcom, Minggu (25/7/2021).
Buaya tersebut akan dirawat sementara di PPS Tegal Alur. Nantinya, buaya itu akan dilepas kembali ke alam liar.
"Nanti kita rehat, terus nanti kita lepas liarkan di alam mas," kata Banjar.
Namun, Banjar tidak menjelaskan secara rinci berapa lama waktu buaya tersebut akan dirawat di PPS Tegal Alur. Pihaknya akan berkoordinasi dengan taman nasional BKSDA daerah lain untuk menentukan tempat yang cocok untuk buaya tersebut.
"Berapa lamanya tergantung satwanya, biasanya kalau reptil itu cepat. Kita koordinasi dengan Taman Nasional BKSDA lainnya seluruh Indonesia," tutur Banjar.
Lebih lanjut, Banjar mengatakan, nantinya buaya tersebut akan dilepas liar ke area yang jauh dari manusia. Hal itu bertujuan untuk menghindari adanya konflik, di mana seperti diketahui buaya adalah reptil yang sensitif.
"Karena buaya kan sensitif, rawan konflik dengan masyarakat. Kita usahakan jauh dari masyarakat untuk lepas liarnya," ucap Banjar.
"Yang penting kita bisa dapat lokasi untuk lepas lihat yang aman dari konflik dengan manusia baru kita lepas liar," imbuh Banjar.