Dugaan adanya praktik kartel kremasi jenazah pasien COVID-19 menggemparkan publik. Bahkan, disebut-sebut, kartel kremasi itu melibatkan krematorium di Cirebon, Jawa Barat.
Merespons adanya informasi tersebut, Krematorium Yayasan Pancaka Seroja yang berada di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merasa disudutkan. Sebab, Krematorium Yayasan Pancaka Seroja satu-satunya tempat kremasi di Wilayah III Cirebon, atau Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuning (Ciayumajakuning).
"Kalau krematorium di Cirebon ini sifatnya untuk sosial. Kota di sini untuk kremasi jenazah itu hanya Rp 2.560.000. Kalau untuk pasien COVID-19 yang dikremasi di sini ada tambahan biaya untuk APD dan disinfektan," kata Ketua Yayasan Pancaka Seroja Ramlan Pandapotan saat berbincang dengan detikcom, Rabu (21/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramlan menjelaskan, pembiayaan untuk kremasi jenazah COVID-19 hanya Rp 3 juta. "APD dan disinfektan itu Rp 240 ribu. Kemudian tambah administrasi Rp 60 ribu. Dan, ditambah biaya pelarungan Rp 200 ribu. Total Rp 3 juta untuk yang pasien COVID-19," kata Ramlan.
Pihaknya tidak memaksa ahli waris untuk melalukan pelarungan abu jenazah. "Kalau mau dilarungkan, ya, tinggal tambah biaya Rp 200 ribu," kata Ramlan.
![]() |
Ia pun kaget mendengar kabar biaya kremasi yang mencapai puluhan juta. Ramlan menjamin naiknya biaya kremasi bukan dari pihak krematorium. Ramlan pub mengaku telah menyiapkan antisipasi agar biaya kremasi tak dimainkan oleh orang yang tak bertanggung jawab.
"Kita sendiri awalnya tidak tahu ada kabar itu. Setelah ada kabar itu, kita langsung beri tahu staf agar kalau ada yang mau dikremasi harus diketahui oleh ahli waris dari almarhum," kata Ramlan.
Selanjutnya, diduga ada permainan calo:
Simak juga 'Pengelola Krematorium di Semarang Kewalahan Bakar Jenazah Pasien Corona':
Diduga permainan calo
Ramlan menduga pembengkakan biaya kremasi terjadi karena adanya keterlibatan calo. Sebab, lanjut Ramlan, selama ini pihaknya mematok harga Rp 3 juta untuk kremasi jenazah COVID-19. Ia menyarankan agar ahli waris ikut terlibat dalam mengurus kremasi.
"Sekarang harus ahli waris yang telpon atau datang langsung. Supaya tahu bahwa di sini Rp 3 juta. Jangan sampai dicaloin, jadi mahal. Tidak ada (kenaikan harga). Ya kemungkinan calo-calo itu tuh, tapi kita tidak tahu dari mana," kata Ramlan.
Ramlan memastikan pihaknya akan membatalkan proses kremasi ketika pihak keluarga atau ahli waris tak berkomunikasi langsung, atau datang ke lokasi. Ramlan menjamin kremasi di tempatnya lebih murah dibanding di lokasi lain.
"Kalau pihak keluarga tidak mau telpon maka kota batalkan. Ya untuk menghindari itu (calo)," kata Ramlan.
"Pada dasarnya kita ini untuk sosial. Bukan komersil. Rp 3 juta itu sudah murah lah ya. Ini juga pas-pasan buat bahan bakar, tenaga kerja, dan gajinya," kata Ramlan.