Banyak yang berubah sejak adanya pandemi COVID-19, termasuk perihal menggelar pesta pernikahan. Adanya peraturan ketat mengenai protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus menyebabkan gelaran pesta pernikahan harus mengalami adaptasi.
Hal ini tentu juga berpengaruh pada budget atau jumlah dana yang harus dikeluarkan agar pasangan dapat melangsungkan pernikahan.
"Kalau kita bilang mahal atau murah tuh kan relatif ya. Tapi, yang jelas nikah itu murah, yang mahal gengsinya," kata Owner Chandira Wedding Organizer & Planner, Maryani, di acara e-Life detikcom.
Aturan-aturan baru yang muncul akibat pandemi, seperti pembatasan jumlah tamu, terkadang memaksa calon pengantin sedikit mengubah konsep pesta pernikahan impiannya.
"Nah, kalau di tengah pandemi ini sebenarnya kalau mau dibilang relatif lebih murah, bisa. Tapi ada juga yang memang menggunakan ini karena acaranya intimate jadi sekalian bagus, sekalian besar, jadi budget besar pun nggak masalah tuh juga ada," jelas Maryani.
Maryani juga berbagi cerita bahwa ia pernah bekerja dengan klien yang menggelar pernikahan dengan budget yang sangat terbatas. Namun ternyata acara tetap bisa berlangsung dengan baik.
"Pernah ada yang sharing ke aku, 'Mbak Yani, saya mau nikah tapi ternyata murah aja nih karena saya akhirnya nggak bisa pake WO, saya nggak resepsi.' Oke, tetap sharing sama kita itu budget pernah cuma 5 juta. Pernah cuma budget 5 juta, dan menikah, dan tetep bagus," ungkapnya.
Pada akhirnya, dalam menggelar pernikahan, terutama di tengah keadaan pandemi yang penuh dengan pembatasan, Maryani menekankan untuk fokus pada hal-hal yang penting.
"Tinggal kita merendahkan ego, menjauhkan gengsi, cari vendor yang tepat, itu jadinya bagus," tutur Maryani.
(gah/gah)