Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar, Bali, telah mencapai 99 persen. Akibatnya, ruang isolasi dan IGD untuk pasien COVID-19 telah terisi penuh.
"Per jam 12.45 Wita (hari ini), jumlah pasien suspek COVID-19 (di IGD sebanyak) 12 orang. Dua pasien suspect di IGD sementara, 10 di IGD biasa," kata Plt. Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Wangaya Denpasar Putu Oka Hendra melalui pesan singkat kepada detikcom, Senin (19/7/2021).
Sebelumnya, RSUD Wangaya menyiagakan sejumlah tempat tidur untuk pasien non-COVID. Namun tempat tidur yang disiagakan itu kini juga telah diisi oleh pasien COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Oka Hendra, petugas medis yang merawat pasien positif maupun suspek COVID-19 sudah kelelahan. Pasien belum diketahui apakah nantinya akan dirujuk ke rumah sakit lain atau tetap dirawat di sana.
"Kasihan teman-teman di IGD kecapekan. Untuk itu (rujukan) tenaga medis yang tahu, kembali juga meliat situasi di RS lain di mana RS yang lain apakah ada kamar yg kosong atau tidak," terangnya.
Oka Hendra menjelaskan, RSUD Wangaya Denpasar sebenarnya telah menyediakan sebanyak 73 tempat tidur untuk pasien COVID-19. Sebanyak 73 tempat tidur tersebut terdiri atas 12 tempat tidur ICU dan 61 tempat tidur isolasi.
Dari jumlah itu, 72 tempat tidur telah terisi sehingga tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi dan ICU sudah mencapai 99 persen.
Di sisi lain, jumlah pasien COVID-19 ke RSUD Wangaya Denpasar terus meningkat. Karena itu, pihaknya menggunakan IGD sebagai tempat perawatan pasien COVID-19.
Hingga pukul 12.45 Wita, IGD telah penuh berisi sebanyak 10 pasien COVID-19. Karena itu, agar tidak tertular, pasien di luar COVID-19 yang masuk IGD dibuatkan IGD sementara. Tempat IGD sementara bisa menampung sekitar enam tempat tidur.
Namun sayangnya, karena kapasitas IGD permanen sudah penuh, dua pasien suspek COVID-19 juga ditempatkan di IGD sementara. Padahal IGD tersebut dibuat untuk pasien non COVID-19.
"Kita kan juga menjaga pasien non COVID-19 masuk IGD, sedangkan di IGD banyak pasien COVID-19. Supaya jangan sampai pasien non COVID-nya itu ikut terpapar," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Meski pasien umum kegawatdaruratan dibawa ke IGD sementara, Oka Hendra memastikan penanganan yang diberikan sama dengan IGD yang ada. Sebab, pihaknya telah mempunyai berbagai alat portabel yang bisa digunakan.
"Diyakini pasti bisa (melakukan penanganan dengan baik). Kalau gawat darurat kita mempunyai alat-alat portabel. Oksigen ada portabel, semua ada portabel. Artinya, alat-alat yang dipakai dalam menangani kegawatdaruratan itu banyak yang portabel sehingga di mana pun (bisa). Kalau di IGD kehabisan alatnya, ada masih di ambulans kan portabel juga, sehingga kita siap untuk menangani," terangnya.
Meski begitu, Oka Hendra mengakui bahwa IGD sementara ini tempatnya kurang bagus dibanding IGD aslinya. Pihaknya berusaha memberikan pelayanan yang sama dengan IGD aslinya. Privasi pasien juga tetap dijaga meski di IGD sementara.
Sementara itu, berdasarkan data resmi pada Minggu (18/7), kasus positif COVID-19 di Kota Denpasar bertambah 347 orang dan kasus meninggal dunia sebanyak 4 orang. Meski demikian, kasus sembuh mengalami penambahan sebanyak 125 orang.
"Perkembangan kasus harian, kasus meninggal dunia masih tinggi di angka 4 orang, kasus sembuh COVID-19 bertambah 125 orang dan kasus positif COVID-19 melonjak di angka 347 orang, kita harus terus waspada dan disiplin prokes, taati aturan saat penerapan PPKM darurat," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, dikutip detikcom, Senin (19/7).
Berdasarkan data, secara kumulatif kasus positif tercatat 19.883 kasus. Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Kota Denpasar mencapai angka 16.514 orang (83,06 persen), meninggal dunia sebanyak 405 orang (2,04 persen) dan kasus aktif yang masih dalam perawatan sebanyak 2.964 orang (14,90 persen).
(nvl/nvl)