Masjid Al Markaz Makassar batal menggelar salat Idul Adha 1442 Hijriah pada Selasa (20/7) besok, setelah mengumumkan akan tetap menggelar salat Idul Adha. Keputusan membatalkan menggelar salat Idul Adha diambil dengan mengikuti edaran pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Dengan mempertimbangkan perkembangan kasus COVID-19 di Makassar dan juga edaran yang dikeluarkan pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), maka demi kemaslahatan bersama, maka kita putuskan meniadakan pelaksanaan salat Idul Adha tahun ini," kata Ketua Yayasan Islamic Center Prof Basri Hasanuddin dalam keterangannya, Senin (19/7/2021).
Atas peniadaan salat Idul Adha, Basri menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Menurutnya, Masjid Al-Markaz Al-Islami menjadi representasi semua pihak sehingga harus memberi contoh upaya untuk bersama-sama ikut menanggulangi penyebaran wabah COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun pelaksanaan penyembelihan hewan kurban tetap akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Meski demikian, panitia tidak akan melayani pendistribusian daging kurban di lokasi penyembelihan. Panitia akan mengantarkan daging kurban langsung kepada penerima yang sudah terdaftar.
"Jadi daging kurban akan diantarkan langsung kepada penerima. Hal ini untuk menghindari terjadinya kerumunan di lokasi penyembelihan. Nama-nama mustahid sudah ada semua di data panitia," kata imam masjid Al Markaz Muammar Bakri terpisah.
Tahun ini, jumlah hewan kurban yang akan disembelih di Al-Markaz sebanyak 19 ekor sapi. Jumlah ini jauh menurun dari jumlah tahun lalu yang mencapai 33 ekor sapi kurban. Penurunan tersebut merupakan salah satu dampak pandemi COVID-19.
Pemerintah Kota Makassar juga telah mengimbau warganya menjalankan salat Idul Adha di rumah masing-masing. Pelarangan in mengacu pada surat edaran Menteri Agama (Menag), Surat Mendagri, dan Surat Edaran Gubernur.
"Salat Idul Adha itu sunah, wajib adalah menyelamatkan jiwa manusia, maka saya bersama Forkopimda berunding dan memutuskan mengikuti secara utuh surat edaran Menteri Agama tentang salat Idul Adha di zona oranye dan zona merah, yaitu salat Id di rumah saja," kata Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.
Sebelumnya diberitakan, Masjid Al Markaz di Makassar, Sulsel, akan tetap melaksanakan salat Idul Adha pada hari terakhir pelaksanaan PPKM Makassar. Namun panitia meminta warga tidak perlu datang untuk mengambil daging kurban karena akan diantarkan langsung ke rumah.
"Iya jadi akan tetap dilaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al Markaz, tetapi tetap merujuk pada protokol kesehatan COVID-19," kata imam Masjid Al Markaz Muammar Bakri saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/7).
Muammar mengatakan setiap warga yang akan melaksanakan salat Id diwajibkan menggunakan masker. Pengurus masjid juga akan merapikan saf salat sehingga jemaah tidak terlalu berdekatan. Tidak hanya itu, panitia juga membuka lapangan di sekitar masjid untuk dijadikan tempat salat.
"Tentu jumlahnya dibatasi karena saf sudah jelas ada. Berarti, kalau sudah penuh, memposisikan diri di luar atau mempergunakan sisi jalan. Kami yakin tidak ada masalah karena imbau untuk jaga jarak," ucap Muammar.
Pelaksanaan salat Id ini juga disebut mengacu pada surat edaran Gubernur Sulsel. Apalagi wilayah Al Markaz tidak masuk wilayah rawan COVID-19. "Al Markaz bukan zona merah," katanya singkat.
(tfq/nvl)